NASIONAL

Teten: Jumlah Wirausahawan Indonesia Baru 3 Persen

"Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut, jumlah wirausahawan Indonesia baru mencapai 3%. Padahal di negara-negara maju, jumlah wirausahawannya rata-rata mencapai 14%."

Fadli Gaper

Teten: Jumlah Wirausahawan Indonesia Baru 3 Persen
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. (Foto: Tangkapan Layar Youtube Kemenkop UKM RI)

KBR, Jakarta- Kementerian Koperasi dan UKM berupaya meningkatkan jumlah wirausahawan baru. Itu lantaran Indonesia tertinggal dalam mencetak wirausahawan dibandingkan negara-negara maju. 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut, jumlah wirausahawan Indonesia baru mencapai 3%. Padahal di negara-negara maju, jumlah wirausahawan rata-rata mencapai 14%. 

"Kita, saat ini persentase kewirausahawan kita masih 3,47%. Padahal saya kira di negara maju persentase kewirausahaan rata-rata sudah 14%. Jadi kita perlu mengejar jumlah kewirausahaan baru," tutur Menkop UKM Teten Masduki saat INFOBANK UMKM Milenial Summit 2021, Jumat, (23/9/2022).

Baca juga:

Jokowi: Digitalisasi 17,5 Juta UMKM Masih Kurang, Minimal 20 Juta

30 Persen Porsi Kredit UMKM, Jokowi: Jangan Persulit Akses

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menambahkan, dari total 64 juta pelaku UMKM di Indonesia, hanya ada 3 persen yang sudah masuk kategori wirausahawan. Angka ini menandakan, struktur ekonomi Indonesia masih didominasi sektor yang kurang produktif.

Teten berharap, UMKM mampu tumbuh dan berkembang melalui pendekatan inkubasi, profesionalitas, dan pendampingan yang dilakukan Komite Pengembangan Kewirausahaan.

Komite Pengembangan Kewirausahaan Nasional ialah komite yang dibentuk pemerintah berdasarkan Perpres Nomor 2 Tahun 2022. 

Komite yang bertanggung jawab kepada presiden ini, bertugas merumuskan rekomendasi kebijakan strategis, koordinasi, dan sinkronisasi pengembangan kewirausaan nasional.

Editor: Sindu

  • UMKM
  • Wirausaha
  • Teten Masduki
  • Kementerian Koperasi dan UKM

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!