NASIONAL

Lagi, BPS Catat Neraca Perdagangan Surplus

"Komoditas penyumbang surplus neraca perdagangan diantaranya besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani"

Astri Septiani

Lagi, BPS Catat Neraca Perdagangan Surplus
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto. (03/04/2021). Foto: KBR/ Tangkap layar

KBR, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Agustus 2022 mengalami surplus mencapai US$5,76 miliar atau setara dengan Rp85,7 triliun.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto menyebut, surplus ini berasal dari kondisi ekspor Agustus yang mencapai US$27,91 miliar atau setara Rp402 triliun. Angka ini lebih besar dari impor yang hanya sebesar US$22,15 miliar atau Rp327 triliun.

"Neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 5,76 miliar US dolar. Neraca perdagangan sampai dengan Agustus 2022 ini membukukan surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Setianto saat konpers daring (15/9/22).

Deputi Bidang Statistik Distribusi BPS Setianto menambahkan, sejumlah komoditas yang jadi penyumbang surplus non migas sebesar US$7,74 miliar atau Rp104 triliun diantaranya bahan bakar mineral, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani maupun nabati.

Sementara itu, neraca perdagangan migas pada Agustus terpantau defisit sebesar US$1,98 miliar atau Rp28,3 triliun, yang bersumber dari komoditas minyak mentah, hasil minyak, serta gas.

Baca juga:

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2022, Ini Optimisme Pemerintah

27 Bulan Berturut-turut, Neraca Perdagangan Juli 2022 Kembali Surplus

Selain itu BPS mencatat ada tiga negara penyumbang surplus neraca perdagangan non migas pada Agustus, seperti India sebesar US$1,81 miliar, yang ditopang komoditas lemak minyak hewan, bahan bakar mineral, serta bahan kimia organik.

Surplus dari Amerika Serikat sebesar US$1,65 miliar pada komoditas mesin dan elektrik hingga pakaian. Serta surplus dari Filipina sebesar US$1,09 miliar pada komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan minyak hewan/nabati.

Namun sebaliknya, untuk neraca dagang migas Indonesia defisit di tiga negara yakni Australia, Tiongkok dan Thailand. Setianto merinci, secara kumulatif sejak awal tahun, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus hingga US$34,92 miliar setara dengan Rp506 triliun atau tumbuh 68,6 persen dibanding periode sebelumnya.

"Neraca perdagangan barang pada periode Januari sampai dengan Agustus 2022 ini lebih tinggi dari periode yang pada tahun sebelumnya," tambahnya.

Editor: Dwi Reinjani

  • neraca perdagangan
  • non migas
  • migas
  • surplus
  • BPS

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!