NASIONAL

Kenaikan BBM, KNTI: Beban Melaut Tinggi, Harga Ikan Stagnan

"Kenaikan harga BBM secara otomatis meningkatkan ongkos logistik dan biaya hidup "

Resky Novianto

Kenaikan BBM, KNTI: Beban Melaut Tinggi, Harga Ikan Stagnan
Ikan tangkapan nelayan Aceh melimpah namun harga jual menurun 50 persen. Sabtu (11/04/2020). Foto: Antara

KBR, Jakarta- Para nelayan kecil mulai terhimpit dan kesulitan secara ekonomi imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Dani Setiawan mengatakan, kesulitan ekonomi para nelayan disebabkan beban melaut yang meningkat, karena harga BBM Solar di lapangan berada di kisaran 8 hingga 9 ribu rupiah per liter.

"Otomatis dengan beban tambahan biaya melaut semacam itu, pengeluaran nelayan juga semakin meningkat. Tetapi dari sisi yang lain sebenarnya harga ikan belum ada tanda-tanda meningkat kalau dalam laporan anggota KNTI," ujar Dani saat dihubungi KBR, Selasa (13/09/2022).

Ketua KNTI Dani Setiawan menambahkan, saat ini nelayan kecil hanya bisa pasrah dan berharap ada bantuan dari pemerintah. Khususnya, kata dia, bagi nelayan yang dijanjikan mendapat bantuan sosial daerah melalui alokasi 2 persen dana alokasi umum (DAK) dan dana bagi hasil (DBH).

Baca juga:

Harga BBM Naik, Apa Upaya Pemerintah Melindungi Pekerja?

Pemerintah Diminta Pastikan Stok BBM untuk Pertanian

Sementara itu, turunnya pendapatan juga dirasakan pedagang pasar. Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (DPP APPSI), Sudaryono mengatakan, kenaikan harga BBM secara otomatis meningkatkan ongkos logistik dan biaya hidup bagi pedagang maupun produsen.

"Harga barang naik dan mentrigger (pemicu, red) semacam efek dominonya, dimana daya beli masyarakat juga berkurang. Artinya yang biasanya dengan uang jumlah tertentu, tapi dengan harga barang yang lebih mahal maka pembeli lebih sedikit sehingga omzet pedagang pasar itu menurun dan itu sudah menurun di beberapa kita pantau ada penurunan disitu," ujar Sudaryono kepada KBR, Selasa (13/9/2022).

Ketua DPP APPSI Sudaryono menambahkan, saat ini kondisi harga beberapa komoditas di pasar tradisional juga mengalami kenaikan. Ia mencontohkan kenaikan harga terjadi pada komoditas cabai merah keriting mencapai kisaran 80 ribuan per kilogram. Sudaryono menyebut, kenaikan harga komoditas pangan di pasar rata-rata sekitar 10 persen dari harga sebelumnya.

Maka dari itu, untuk meringankan beban para pedagang, Sudaryono meminta pemerintah memberi bantuan sosial sebagai kompensasi kenaikan harga BBM subsidi. 

Editor: Dwi Reinjani

  • BBM bersubsidi
  • harga bbm naik
  • nelayan kecil
  • KNTI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!