BERITA

Sudah Tujuh Bulan, BI Tetap Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen

"Sudah Tujuh Bulan, BI Tetap Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen"

suku bunga acuan
Warga melintas di depan logo Bank Indonesia, di Jakarta, Kamis (17/6/2021). (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak)

KBR, Jakarta - Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen. Hal itu disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo saat membacakan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 September 2021.

"Memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5 persen. Demikian juga suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 4,25 persen," kata Perry saat jumpa pers secara daring (21/9./2021).

Suku bunga acuan sebesar 3,5 persen sudah ditetapkan Bank Indonesia sejak 18 Februari 2021, atau sudah berlangsung tujuh bulan tanpa perubahan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Baca juga:

Selain itu, Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Perry menambahkan BI juga melakukan berbagai langkah kebijakan. Di antaranya, melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar.

Selain itu, BI melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter akomodatif. BI juga terus memperkuat kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman asesmen transmisi SBDK dan SB Kredit baru per jenis kredit berdasarkan Kelompok Bank.

Kebijakan lain adalah BI mendorong akselerasi perluasan merchant dengan standar layanan digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) khususnya di pasar-pasar, pusat perbelanjaan, dan tempat ibadah, untuk meningkatkan integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital sekaligus mendukung protokol kesehatan.

BI juga memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah terkait pelaksanaan uji coba digitalisasi bantuan sosial dan elektronifikasi transaksi pemerintah untuk mendorong realisasi belanja pemerintah.

"Memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama dengan instansi terkait. Pada September dan Oktober 2021 akan diselenggarakan promosi investasi dan perdagangan di Jepang, Tiongkok, dan Inggris," lanjut Perry.

Ia menambahkan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan. Di samping itu juga akan meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan.

Editor: Agus Luqman

  • suku bunga acuan
  • BI
  • inflasi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!