BERITA

Atasi Stunting, BKKBN Gandeng Kementan Tingkatkan Asupan Gizi

""Kekurangan gizi dapat berupa kurangnya jumlah asupan makanan atau kualitas makanan yang kurang baik,”"

Atasi Stunting, BKKBN Gandeng Kementan Tingkatkan Asupan Gizi
ilustrasi

KBR, Jakarta – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng Kementerian Pertanian mempercepat penurunan stunting atau tingkat kekerdilan pada anak.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan, kolaborasi ini terkait peningkatan asupan gizi, terutama ketahanan pangan dan gizi.

Menurutnya, Penyebab risiko stunting terbilang multi faktor. Namun, kata Hasto, penyebab utamanya adalah kekurangan gizi, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan.

“Hari pertama kehidupan (HPK), sejak awal kehamilan (konsepsi) hingga anak berusia 2 tahun. Kekurangan gizi dapat berupa kurangnya jumlah asupan makanan atau kualitas makanan yang kurang baik,” katanya saat audiensi dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, kemarin.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018 menunjukan 17.7 persen bayi di bawah 5 tahun masih mengalami masalah gizi.

Baca:

Bayi yang mengalami gizi buruk tercatat sebesar 3.9 persen mengalami gizi buruk dan 13.8 persen menderita gizi kurang.

“Ada irisan kegiatan Kementan dengan Kampung KB, seperti UPPKA yang dulunya UPPKS. BKKBN bisa Kerjasama dengan KWT (Kelompok Wanita Tani), lalu dengan membangun rumah pangan lestari, ada ketahanan pangan, kedaulatan pangan, dan kita juga membangun ketahanan keluarga, kemandirian keluarga, karena keluarga berkualitas tentunya keluarga yang tentram, mandiri dan sejahtera,” jelas Hasto.

BKKBN, kata dia, juga memiliki program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) berbasis pangan lokal.

Program ini, berkaitan erat dengan program lumbung pangan, sosialisasi pangan berdasarkan gizi, rumah pangan lestari, penyuluhan pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian.

"Program lain bisa berkolaborasi dengan Kampung KB terutama penyuluhan, bina keluarga, poktan atau kelompok kegiatan di BKKBN, penyusunan menu seimbang untuk mengatasi stunting dan juga pembinaan bagi akseptor aktif dan baru," ungkapnya.

Baca juga:

    Sementara Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyambut baik kolaborasi ini. Stunting, kata dia, menjadi ancaman untuk penyiapan SDM Indonesia untuk bersaing kedepannya. Ia juga berharap segera dilakukan pemetaan dimulai dari daerah merah dan kuning dengan presentase anak stunting tinggi.

    "Hasil pemetaan ini agar dapat dijadikan landasan penyusunan strategi percepatan penurunan stunting di Indonesia," pungkas Syahrul Yasin Limpo.

    • Stunting
    • Angka Stunting Nasional
    • Target Penurunan Stunting
    • BKKBN
    • Kementan
    • gizi anak
    • ketahanan pangan

    Komentar (0)

    KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!