KBR, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyebut pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan puluhan tokoh Papua di Istana Negara tiga hari lalu nihil rumusan penyelesaian di Papua.
Menurut Sekretaris Jenderal Kontras Andy Irfan, pertemuan itu pertemuan itu menunjukkan Pemerintah Pusat tidak memiliki perspektif dan bingung mencari penyelesaian strategis terhadap masalah Papua.
"Kalau kemarin Jokowi bertemu dengan sejumlah dengan puluhan tokoh, 60 sekian orang itu, dan kemudian malah membahas ada sembilan permintaan, yang sama sekali gak ada hubungannya dengan penyelesaian krisis di Papua," kata Andy dalam jumpa pers di Kantor Kontras, Jakarta, Jumat (13/9/2019).
Sembilan permintaan itu di antaranya pemekaran wilayah Papua, pembentukan badan nasional urusan tanah Papua, hingga membangun Istana Presiden di Papua.
Sekjen Kontras Andy Irfan menuding, pertemuan itu hanya bersifat transaksional belaka.
Dalam pertemuan itu, Jokowi hanya sekadar pencitraan seolah-olah telah meredam konflik di Papua. Padahal faktanya, aparat kepolisian hingga saat ini masih melakukan operasi di tanah Papua.
"Bahkan, aparat terus melakukan penangkapan terhadap warga sipil, dan tak pernah mengungkap dalang aksi rasisme di Papua," pungkasnya.
Editor: Kurniati Syahdan