KBR, Jayapura - Anggota Komisi bidang Politik Hukum dan HAM DPR Papua, Laurenzus Kadepa memprotes penangkapan para aktivis dan mahasiswa Papua. Mereka dikenai tuduhan makar.
Laurenzus menilai gelombang penangkapan itu justru bakal membuat isu Papua bakal menjadi perhatian internasional dan dapat mengancam kedaulatan negara di Papua.
Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia selalu mengklaim pintu referendum untuk Papua tertutup. Pada kenyataannya para aktivis yang dianggap pro-Papua merdeka ditangkap.
Laurenzius menilai sikap itu menunjukkan kekhawatiran negara terhadap keberadaan Papua sebagai bagian dari NKRI.
"Kenapa pelanggaran HAM, penembakan, kenapa penangkapan terus terjadi? Kenapa demo dibatasi? Hal-hal ini yang perlu diingat oleh negara. Kalau itu terus dilakukan, saya pikir itu (kedaulatan negara) bisa terancam," kata Laurenzus Kadepa kepada KBR, di Jayapura, Rabu (18/9/2019).
Baca juga:
Laurenzius mengatakan penangkapan terhadap aktivis dan mahasiswa akan memperburuk citra negara di mata dunia. Meski masih mengakui Papua bagian dari NKRI, namun setiap saat dunia internasional memantau perkembang situasi di Papua.
Menurutnya, akar masalah dari ramainya isu Papua belakangan adalah kasus ujaran rasisme di Surabaya beberapa waktu lalu. Ujaran rasisme itu menyasar mahasiswa Papua yang ada di Surabaya. Namun, buntut yang terjadi justru gelombang penangkap aktivis, mahasiswa dan masyarakat Papua dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga:
Editor: Agus Luqman