BERITA

Penyerangan Kantor LBH Jakarta, Aktivis Sebut Kivlan Zein, Presidium 313, dan FPI

Penyerangan Kantor LBH Jakarta, Aktivis  Sebut Kivlan Zein, Presidium 313, dan FPI

KBR,Jakarta- Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menduga  keterlibatan FPI dan bekas Kas Kostrad Mayor Jenderal TNI Kievlan Zein dalam aksi pembubaran pentas seni 'Asik-Asik Aksi' yang digelar oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI/LBH) Jakarta, pada Senin (18/090 dini hari tadi. Ketua Divisi Advokasi YLBHI, Muhammad Isnur mencatat ada dua nama penyebar kabar bohong atau hoaks yang beredar di dunia maya. Dua nama itu adalah Rahmat Himran, presidium aksi 313 dan Kivlan Zein.

Ia mengatakan dari kedua nama itu telah banyak bermunculan kabar hoax mengenai kegiatan yang YLBHI lakukan pada Minggu, (17/09/2017).

"Kami menulis dua nama yang melakukan kampanye menuliskan instruksi-instruksi secara objektif pertama Rahmat Himran, saya tidak tahu siapa dia tapi dia pernah jadi presidium 313. Di   beberapa media yang bilang tentang hoaks itu ada nama dia saya tidak tahu polisi nangkep dia atau belum. Tapi kalau polisi menelusuri hal ini saya yakin banyak tindak digitalnya. Yang kedua Kivlan Zein, ini nama yang pertama kali keluar ketika sebuah berita diberitakan publiknews, Kivlan Zein memimpin sebuah rapat kordinasi pembubaran seminar PKI," ujar Isnur, kepada wartawan, di gedung Komnas Perempuan, Senin (18/09/2017).

Sementara menurut anggota Gusdurian, Savic Ali  salah satu kelompok yang ada dan melakukan pembubaran kegiatan LBH adalah Forum Pembela Islam (FPI). Dia mengetahui hal tersebut dari ucapan orator aksi yang menyebut dirinya FPI.

"Saya melihat ini tidak datang dari satu kelompok. Ada orang-orang, ada orator yg menyebut diri dari FPI. Saya punya videonya saya merekam beberapa orang yang berorasi. Ada yang kayak nya seperti mahasiswa berapi-api berorasi bahwa dia dari Indonesia timur, saya punya foto dan videonya juga dan teman-teman media juga pasti punya video dan fotonya juga," ujar Savic.

Bahkan Savic menantang awak media dan kepolisian untuk melakukan investigasi guna mencari tahu siapa dibalik pengerahan masa tersebut. ia mengatakan seharusnya tidak sulit karena sudah banyak bukti yang terekam, pihak kepolisian tinggal menelusuri dari setiap orator maka pasti akan ditemukan siapa di balik pembubaran tersebut.

Menanggapi itu, Sekretaris Jenderal DPD FPI Jakarta Novel Chaidir Bamukmin membantah   mengerahkan massa untuk mengepung kantor Yayasan Lembaga Hukum Indonesia ( YLBHI).  Meski begitu, Novel berkata organisasi tak melarang anggota FPI yang hadir mengepung kantor YLBHI atas keinginan pribadi.

Novel juga menilai, paham komunisme masih ada di Indonesia, yang di antaranya berada di kantor YLBHI.

"Kita melihat itu bukan FPI ya, tetapi memang massa dari berbagai elemen. Saya melihat tidak ada satu pun yang berseragam FPI. Kalaupun ada itu mereka secara individu atau pribadi, dan kita tidak bisa melarang kalau atas nama pribadi masing-masing. Kalau atas nama organisasi tidak ada instruksi atau perintah apapun. Tetapi sikap FPI jelas, kita melawan, menolak dari seminar PKI atau apapun yang mendukung komunis.  Itu sudah jelas, dan YLBHI ini bukan baru sekali," kata Novel kepada KBR, Senin (18/09/2017).

Novel mengatakan FPI memang menilai acara di YLBHI kemarin memuat diskusi soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, kata dia, tak ada instruksi resmi  agar anggota mengepung kantor YLBHI tersebut. Kata dia, para anggota dibebaskan apabila ingin bergabung dengan massa yang ingin membubarkan acara bertajuk "Asik-asik Aksi" di kantor YLBHI.

Sebelumnya ratusan orang mengepung kantor YLBHI sejak Minggu malam. Pada Senin dini hari, mereka menyerang kantor YLBHI dan aparat yang menjaganya. Sebanyak 5 aparat dilaporkan terluka. Pasca penyerangan   polisi menangkap 22 orang.

Editor: Rony Sitanggang

  • Asik-asik Aks
  • FPI
  • Ketua Divisi Advokasi YLBHI
  • Muhammad Isnur
  • Savic Ali

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!