BERITA

Sempat Tegang, Kepolisian Kotawaringin Timur Pastikan Sampit Tenang

""Keluarga dan tokoh-tokoh adat juga mempercayakan pada pihak kepolisian untuk memproses secara hukum pidana yang berlaku,""

Sempat Tegang, Kepolisian  Kotawaringin Timur Pastikan Sampit Tenang
Ilustrasi (sumber: Polri)



KBR, Jakarta- Kepolisian Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, memastikan situasi di Sampit kini telah kondusif. Sebelumnya Sampit  sempat tegang akibat pembunuhan terhadap seorang warga bernama Hendri, Kamis (8/9/2016) dini hari.

Kapolres Kotim, Hendra Wirawan, menyatakan kepolisian langsung menggelar pertemuan dengan keluarga tersangka dan para tokoh masyarakat guna meredam ketegangan. Dalam pertemuan itu, para tokoh masyarakat sepakat untuk menyerahkan kasus ini ke proses hukum.


"Ada beberapa kesepakatan bahwa kasus ini merupakan kriminal murni, dan tidak perlu dilebarkan ke masalah lainnya," ujarnya kepada KBR, Jumat (9/9/2016) malam.


"Keluarga dan tokoh-tokoh adat juga mempercayakan pada pihak kepolisian untuk memproses secara hukum pidana yang berlaku," jelasnya lagi.


Wirawan menambahkan, tersangka telah menyerahkan diri tanpa perlawanan. Selain itu, polisi juga telah membawa alat bukti senjata tajam dan baju tersangka yang kena bercak darah. Tersangka dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.


Kepolisian akan memproses kasus ini dalam sistem peradilan anak mengingat usia tersangka yang baru 17 tahun 2 bulan.

"Hukumannya akan dibatasi," tambahnya.

Kamis dini hari, warga bernama Hendri ditemukan tewas bersimbah darah. Kepolisian mengatakan pembunuhan ini berlatar narkoba. Awalnya korban akan membeli narkoba namun malah datang ke rumah tersangka yang tidak menjualnya. Setelah adu mulut, keduanya terlibat perkelahian. 


Editor: Rony Sitanggang

  • konflik sara
  • Kapolres Kotim
  • Hendra Wirawan
  • konflik sampit

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!