BERITA

Presiden Targetkan 2025 Swasembada Protein

Presiden Targetkan 2025 Swasembada Protein



KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kementerian Pertanian untuk merealisasikan swasembada protein paling lambat pada tahun 2025 mendatang. Menteri Pertanian, Amran Sulaiman   optimistis target tersebut dapat tercapai mengingat berkembangnya produksi sapi kualitas baik di Indonesia.

Bahkan dia berencana bakal melakukan swasembada protein lebih cepat dari keinginan presiden.

"Arahan Presiden 9 tahun kedepan. Tetapi kalau bisa lebih cepat ya kita upayakan," ucapnya kepada wartawan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (12/09).


Kata dia, tahun   lalu, Indonesia telah mengembangkan dan melahirkan sapi ongole (lokal) sebanyak 1 juta ekor. Salah satunya kata dia sapi yang disumbangkan oleh Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini ke Masjid Istiqlal. Berat sapi lokal unggulan tersebut kata dia masing-masing 1,5 dan 1,4 ton.


"Ini sapi yang dikurbankan adalah sapi lokal, sapi ongole beratnya 1,5 ton. ini potensi yang luar biasa. Ini sudah kita kembangkan. alhamdulillah tahun 2015, 1 juta kelahiran sapi unggul, sapi ongole dan sapi brahma. Yang penting ini kita kembangkan ked epan lainnya. Sehingga kita bisa swasembada protein. Bukan cerita daging lagi tapi protein," ujarnya.


Selain itu kata dia, sebenarnya sekarang ini Indonesia sudah mengarah pada swasembada. Seperti bawang yang tengah ekspor dan impor jagung yang terus turun hingga 60 persen. Amran meyakini hal ini akan berdampak pada swasembada protein nanti.


"Kita upayakan lebih cepat. Sekarang, bawang sudah swasembada. Kita sudah ekspor. Kemudian jagung juga impor kita sudah turun. Kemudian beras, alhamdulillah harganya stabil, bahkan turun," tambahnya.


Editor: Rony Sitanggang

  • swasembada protein
  • Menteri Pertanian Amran Sulaiman

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!