BERITA

Bulog Ajukan Tambahan Impor Daging Kerbau dari India

"Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengajukan tambahan impor 70 ribu ton daging kerbau dari India sampai akhir tahun."

Ninik Yuniati

Bulog Ajukan Tambahan Impor Daging Kerbau dari India
Pedagang daging sapi di Palembang, Sumatera Selatan. Foto: ANTARA



KBR, Jakarta - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengajukan tambahan impor 70 ribu ton daging kerbau dari India sampai akhir tahun. Dirut Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan, tambahan masih diperlukan lantaran realisasi izin impor pertama sebanyak 10 ribu ton diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan bulan ini. Kata dia, izin impor tersebut telah dikirim ke Kementerian Perdagangan.

"Ini kan baru 10, jadi kita minta tambahan 70 (Oktober-Desember?) iya, kalau kita lihat kebutuhan. Kan tadi teman-teman asosiasi banyak, di mana mereka rata-rata butuh sekitar 10-20 ribu ton perbulan. Hitungan kita, sehingga kalau masih ada tiga bulan ke depan, saya kira kita masih antara 60-70 ribu harus memenuhi," kata Djarot di Perum Bulog, Jumat (2/9/2016).


Djarot menambahkan, pilihan impor dari India lantaran negara tersebut memiliki populasi kerbau terbesar di dunia. Selain itu, daging kerbau dari India dinilai memadai dari sisi kesehatan maupun harga.


"Kerbau di india ini memang peruntukannya untuk susu dan daging, bukan kerbau pekerja, sehingga dari sisi populasi memadai, perawatan memadai, kesehatan memadai, dari harga," ujarnya.


Djarot mengaku yakin daging kerbau akan mudah diterima pasar. Kata dia, di sejumlah wilayah di Indonesia, daging kerbau telah dikenal dan dikonsumsi masyarakat.


"Kalau ke kudus, sotonya soto kerbau, Pantura banyak, ke Sumatera Utara, Toraja, Sulawesi juga kerbau. Kerbau itu sesuatu yang pernah menjadi sumber protein untuk masyarakat kita, cuma beberapa waktu terakhir tergeser, kita akan kembalikan," jelasnya.



Harga Daging Kerbau Rp65 Ribu/Kilogram


Pemerintah meluncurkan daging kerbau impor dari India. Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan, daging kerbau tersebut merupakan realisasi dari izin impor 10 ribu ton yang dikantongi Perum Bulog.


Kata dia, daging dipastikan telah melalui proses karantina dan mendapat sertifikasi halal dari MUI. Ditargetkan 10 ribu ton daging kerbau seluruhnya masuk ke Jakarta bulan ini.


"Waktu itu memang pertama prosesnya makan waktu, karena kita juga harus mendapatkan sertifikasi darii MUI. Jadi anggota MUI sudah ke India, melihat sendiri bagaimana pemeliharaannya, bagaimana pemotongannya kemudian harus melalui karantina. Syukur semua sudah bisa dilewati, sudah mendapatkan sertifikasi halal dan ternyata memang daging kerbau ini yang tadi dikatakan, lebih rendah kolesterolnya, lebih tinggi proteinnya," kata Rini di Perum Bulog, Jumat (2/9/2016).


Rini Soemarno menambahkan, harga jual daging kerbau impor tersebut dipatok sebesar  Rp65 ribu perkilogram. Kata dia, diharapkan dengan masuknya daging ini mampu menekan harga daging sapi di pasar.


"Daging sapi itu kan sebelumnya kebanyakan Rp120 ribu, memang kita coba, dengan kita impor dari Austrailia Rp80 ribu sampai Rp85 ribu, tapi cukup berat juga. Ternyata kita bisa mendapatkan kerbau dari India, di pasar itu Rp65 ribu/kilogram, kami harapkan masyarakat lebih bisa membeli," ujarnya.


Semantara itu, sebelumnya Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) telah menyurati pemerintah untuk memprotes impor daging kerbau dari India. Sekjen PPSKI, Rochadi Tawaf mengatakan, pemerintah dinilai tidak etis dengan melakukan impor.


Sebab, aturan terkait hal itu (UU nomor 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasal 36) masih dalam proses uji materi (judicial review) di Mahkamah Konstitusi (MK). Menurutnya, pemerintah seharusnya membatalkan impor dan menunggu putusan MK.


"Secara yuridis mungkin sah, tapi secara etika, pemerintah itu tidak etis melakukan impor dari India sementara cantolan hukumnya sedang di-judicial review, makanya PPSKI mungkin besok lusa, Senin ini, akan mengirim surat, ke Menko Ekuin, Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan untuk menghargai keputusan MK, kita tunggu hasilnya ini, karena sedang di-JR oleh PPSKI," kata Rochadi ketika dihubungi KBR, Sabtu (9/7/2016).


Rochadi menyebut India termasuk negara yang tidak memiliki zona bebas penyakit menurut data Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) Mei 2016. Ini artinya rentan terjadi penularan penyakit yang bakal merugikan peternak lokal. Ia menyebut, sudah banyak kasus penularan penyakit pada ternak lokal yang akibat kerbau selundupan dari India.


"Banyak penyakit yang sudah beredar di sini. Kalau ternak kena penyakit, produksi turun, ada hitung-hitungan (kerugian) ada kali sekitar 20 triliyun pertahun," jelasnya.





Editor: Quinawaty

 

  • tambahan impor 70 ribu ton
  • daging kerbau
  • perum bulog

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!