BERITA

Tangani Kabut Asap, Riau Luncurkan Layanan Kesehatan Bergerak

"Hingga 27 September lalu, berdasarkan data Dinkes Riau, penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) tercatat berjumlah 37.396 orang. "

Aika Renata

Tangani Kabut Asap, Riau Luncurkan Layanan Kesehatan Bergerak
Seorang anak korban kabut asap di Riau mendapat penanganan dengan masker oksigen. (Foto: diskominfo.riau.go.id)

KBR, Jakarta - Dinas Kesehatan Riau hari ini berencana meluncurkan layanan kesehatan khusus untuk menjangkau warga terdampak kabut asap.

Kepala Dinkes Riau Andra Sjafril menyebut posko kesehatan itu dibuat bekerjasama dengan sejumlah universitas di Riau.


Layanan kesehatan khusus itu berupa posko bergerak yang nantinya akan dilengkapi dengan peralatan serta tenaga kesehatan.


Layanan kesehatan khusus itu akan ditempatkan di lima titik yang padat penduduk namun minim fasilitas kesehatan.


"(Pelayanan) kesehatannya sama dengan yang dilayani di pos kesehatan biasa. Itu juga diberikan oleh layanan kesehatan mobile. Jadi kita yang datang ke warga. Tempatnya bisa berubah-ubah. Satu kendaraan akan datang ke titik itu, kita beri pelayanan ke masyarakat, lalu bergerak lagi ke tempat lain," kata Andra Sjafril dalam perbincangan KBR Pagi, Selasa (29/9).


Posko kesehatan bergerak ini akan dioperasikan hingga waktu yang belum ditentukan. Posko itu diluncurkan sebagai salah satu layanan khusus bagi warga yang terdampak kabut asap.


Bencana kabut asap di Riau menyebabkan puluhan ribu orang mengalami gangguan pernafasan. Hingga 27 September lalu, berdasarkan data Dinkes Riau, penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) tercatat berjumlah 37.396 orang.


Editor: Agus Luqman 

  • kabut asap
  • polusi udara
  • ISPU
  • ISPA
  • Riau
  • kebakaran hutan dan lahan
  • Karhutla
  • pelayanan kesehatan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!