BERITA

RR: Banyak Pos Terselubung di Sistem Pulsa Listrik

"Menurut Faisal, jika dihitung dengan asumsi tarif listrik prabayar, potongan pulsa yang dibeli pelanggan tidak sebesar itu."

Aisyah Khairunnisa

RR: Banyak Pos Terselubung di Sistem Pulsa Listrik
Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli. Foto: Antara

KBR, Jakarta- Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menuding ada pos-pos terselubung dalam sistem pulsa listrik. Ini menyebabkan konsumen tidak mendapat nominal utuh saat membeli pulsa listrik.  

"Yang penting kan terbuka, efisien, transparan. Rakyat jangan dirugikan. Yang terjadi ini banyak hal-hal yang tidak transparan. Karena kalau saudara beli pulsa, dibanding dengan meteran, (pulsa listrik) itu bisa lebih murah," kata Rizal di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (8/9/2015)

Kata Rizal, masyarakat memiliki dua pilihan dalam menggunakan listrik. Yaitu listrik meteran dan pulsa. Namun menurutnya PLN belum terbuka dan transparan dalam penetapan tarif listrik kedua sistem itu. 

"Kami minta supaya terbuka. Tidak hanya sistem pulsa, tapi juga sistem meteran.Yang kedua banyak pos-pos terselubung dalam sistem pulsa yang harus diefisienkan. Supaya rakyat beli Rp 100 ribu ya mereka dapat Rp 100 ribu,"? kata Rizal.

Sebelumnya Rizal menyebut ada provider setengah mafia dalam sistem penjualan pulsa listrik. Ini lantaran, kata Rizal, konsumen yang membeli pulsa listrik Rp 100 ribu, hanya menerima isi Rp 73 ribu. 

Pengamat Ekonomi Faisal Basri menilai ucapan Rizal mengenai mafia pulsa listrik keliru. 

Menurut Faisal, jika dihitung dengan asumsi tarif listrik prabayar, potongan pulsa yang dibeli pelanggan tidak sebesar itu.

Ia mencontohkan, jika pelanggan golongan R1 atau 1.300 VA membeli pulsa listrik Rp 100 ribu, maka pelanggan tersebut akan menerima lebih rendah 5,3% atau sekitar Rp 94 ribu. Potongan ini untuk membayar biaya administrasi yang harus dibayar pelanggan dan Pajak Penerangan Jalan (PPJ). Namun potongan tidak sampai 27% seperti yang dituding Rizal.

Menanggapi penjelasan ini, Rizal hanya menjawab satu kalimat singkat yang ditujukan untuk Faisal.

"Faisal urus saja Pelindo. Dia kan penasihat Pelindo," ujar RR singkat kepada KBR sebelum memasuki mobilnya.

Faisal sejak Agustus 2015 lalu memang ditunjuk sebagai Komite pengawas kerja sama layanan antara Pelindo II dan Hutchison Port Holding (HPH) untuk mengelola terminal Jakarta International Conatiner Terminal (JICT).? 

Editor: Malika

  • rizal ramli
  • listrik pra bayar
  • token listrik

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!