BERITA

Kaltim dan Kaltara Diselimuti Asap Kiriman

" Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Balikpapan Imam Marsudi mengatakan, kabut asap itu merupakan kiriman atau terbawa angin dari wilayah Barat menuju Utara di Kalimantan. "

Teddy Rumengan

Kaltim dan Kaltara Diselimuti Asap Kiriman
Ilustrasi. Kabut asap di Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah. (Foto: Alex Gunawan/KBR)

KBR, Balikpapan – Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalimantan Barat menyebabkan sejumlah wilayah lain di sekitarnya ikut terkena dampaknya.

Sejak dua pekan terakhir Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara ikut diselimuti kabut.


Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Balikpapan Imam Marsudi mengatakan, kabut asap itu merupakan kiriman atau terbawa angin dari wilayah Barat menuju Utara di Kalimantan.


Asap itu berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat.


Hanya saja kabut asap di Kaltim dan Kaltara masih dianggap belum masuk tahap membahayakan.


"Ini karena pola anginnya pertama dari arah Tenggara, terus dari arah Selatan, terus Barat Daya. Asap-asap dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah itu masuk ke wilayah kita, lebih besar banyak kiriman. Walaupun ada dampak dari Paser, Balikpapan sebenarnya relatif aman tapi kenapa Balikpapan ada asapnya? Ya karena dapat kiriman asap," kata Imam Marsudi, Kamis (10/9).


Asap pekat di Kaltim dan Kaltara terjadi terutama di malam hingga pagi hari. Jarak pandang di malam hari hanya sekitar 2,6 kilometer sementara siang menjadi 10 kilometer.


Kabut asap kiriman diperkirakan akan terus terjadi mengingat angin kencang dari Barat Daya menuju utara masih akan berlangsung di musim panas ini.


Editor: Agus Luqman 

  • kabut asap
  • kebakaran hutan dan lahan
  • Karhutla
  • hotspot
  • titik panas
  • titik api

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!