HEADLINE

Istana: Memburu Dalang Pembunuh Munir itu Tugas Penegak Hukum

Istana: Memburu Dalang Pembunuh Munir itu Tugas Penegak Hukum

KBR, Jakarta - Istana Negara turut menyatakan menolak lupa mengenai kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib. 

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan pemerintahan periode lalu dan Pemerintahan Joko Widodo kini berkewajiban menuntaskan kasus Munir. 

Namun terkait pengungkapan siapa dalang atau otak pembunuhan Munir, Pramono menegaskan itu adalah tugas penegak hukum. 

"Tentunya pemerintah yang sekarang, atau yang sebelumnya, sungguh-sungguh mengungkap itu. Tapi kalau kemudian belum terungkap siapa yang menjadi dalang utamanya, tentunya bukan kami ya yang bertugas mengungkap itu. Tapi penegak hukum," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (17/9/2015).

Pramono menambahkan, pada masa pemerintahan lalu sejumlah tersangka pembunuh Munir sudah diadili. Namun terkait dalangnya, Pramono percaya perhatian dunia bisa menekan penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus Munir.

"Yang jelas semua pemerintahan berkewajiban, termasuk pemerintahan ini (Jokowi)," kata Pramono.

Sebelumnya istri Munir, Suciwati menyebut dalang pembunuhan munir adalah orang yang luar biasa. Bahkan presiden sekalipun tidak berani merekomendasikan orang tersebut ke ranah hukum.

"Saya sendiri tidak tahu mengapa mereka (pemerintah) begitu ketakutan pada para pengecut. Tak ada niat dan kemauan dari Presiden untuk menuntaskan kasus ini. Padahal, terpilihnya presiden baru, harusnya bisa menelesaikan  kasus Munir. Jokowi harus berani, ia dipilih oleh rakyat, itu kekuatan dan modal utamanya," kata Suciwati dalam program program Reformasi Hukum dan HAM KBR, Senin (7/9/2015).

Editor: Agus Luqman 

  • 11 Tahun Munir
  • Munir Said Thalib
  • pembunuhan Munir
  • Jokowi
  • pramono anung
  • suciwati

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!