BERITA

Indef: Paket Kebijakan Ekonomi Harus Bisa Atasi Dua Masalah

"Indef minta paket kebijakan ekonomi bisa kembalikan daya beli dan gerakkan sektor riil"

Indef: Paket Kebijakan Ekonomi Harus Bisa Atasi Dua Masalah
Ilustrasi: Direktur Eksekutif Lembaga Ekonomi Indef Enny Srihartati (Foto: Situs Indef)

KBR, Jakarta- Paket kebijakan ekonomi yang bakal dikeluarkan pemerintah diminta kongkrit, cepat dan juga tepat. Direktur Eksekutif Lembaga Ekonomi  Indef Enny Srihartati berharap  paket kebijakaan  menyelesaikan dua masalah terpenting. Yaitu bagaimana mengembalikan daya beli masyarakat dan juga menggerakkan sektor riil sehingga tak ada pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Kita mendorong pemangku kepentingan punya sense of crisis untuk menghindari jebakan krisis. Tapi kalau ini dianggap tak ada masalah dan juga tak ada mitigasi resiko dan program dan kebijakan jadi emergency rescue maka ini akan beresiko tinggi, “kata Direktur Eksekutif Indef Enny Srihartati di kantornya,Rabu (2/9/2015).

Pemulihan daya beli masyarakat antara lain dengan stabilisasi harga kebutuhan pokok dengan memperkuat lembaga buffer stock atau cadangan persediaan bahan baku. Selain itu cepat memberikan sanksi jika ada praktik persaingan tak sehat. Sementara itu menggerakkan sektor riil antara lain dengan mempercepat penyediaan infrastruktur dasar seperti listrik dan sarana transportasi.

Hari ini Menko Perekonomian Darmin Nasution mempresentasikan paket kebijakan yang diusulkan para menteri ekonomi kepada Presiden Joko Widodo. Secepatnya garis besar paket kebijakan akan disampaikan ke masyarakat. Akan ada beberapa perubahan regulasi supaya industri bisa bergerak cepat.  


Editor: Rony Sitanggang

  • paket kebijakan ekonomi
  • Direktur Eksekutif Lembaga Ekonomi Indef Enny Srihartati
  • presiden joko widodo
  • phk
  • stimulus
  • daya beli
  • sektor riil

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!