BERITA

Idul Adha, Polisi Tambah Personel di Tolikara

"Kepolisian Indonesia memutuskan menambah jumlah personelnya untuk bersiaga saat pelaksanaan ibadah Sholat Idul Adha di Tolikara, Papua."

Ilustrasi. (Antara)
Ilustrasi. (Antara)

KBR, Jakarta - Kepolisian Indonesia memutuskan  menambah jumlah personelnya untuk bersiaga saat pelaksanaan ibadah Sholat Idul Adha di Tolikara, Papua. Juru Bicara Kepolisian Indonesia Harsono menerangkan, upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya bentrokan warga seperti pada saat pelaksanaan sholat Idul Fitri, beberapa waktu lalu. Meski begitu, ia meyakini ibadah akan berlangsung lancar menyusul telah adanya kesepakatan yang dijalin sesama tokoh agama di sana.

"Walaupun tokoh-tokoh yang bertemu ini sudah memberikan jaminan untuk mempersilakan mengadakan ibadah salat Idul Adha, namun kami memutuskan untuk tetap menambah pasukan. Baik itu dari Kepolisian maupun TNI. Sementara pasukan tambahan itu didatangkan dari personel kepolisian setempat. Penambahan pasukan tentu disesuaikan dengan kondisi di sana bagaimana," katanya.


Beberapa waktu lalu, kegiatan beribadah salat Idulfitri di Kabupaten Tolikara, Papua diwarnai insiden kekerasan. Sekelompok orang marah karena merasa terganggu dengan pengeras suara kegiatan salat Idul Fitri. Massa yang marah lantas dihadap aparat kepolisian dengan tembakan dan dibalas dengan  aksi pembakaran.


Sebelumnya Komnas HAM menemukan dua pelanggaran utama dalam kerusuhan Tolikara. Dua pelanggaran itu adalah gangguan ibadah terhadap umat muslim, serta penembakan yang menewaskan satu orang dan melukai 11 orang lainya. Komnas HAM menilai, kasus Tolikara bukan hanya perkara intoleransi. Namun ada kasus HAM besar yang jadi latar belakangnya. 

Editor: Rony Sitanggang

 

  • Juru Bicara Kepolisian Indonesia Harsono
  • tolikara
  • iduladha
  • personel
  • rusuh
  • komnas ham
  • Toleransi
  • petatoleransi_23Papua_biru

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!