NASIONAL

Kicauan Tifatul, Keminfo: Tidak Ada Niat Tutup Twitter

"KBR, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Keminfo) menyatakan kicauan Menteri Tifatul Sembiring di Twitter bukan bermaksud menutup media sosial ini."

Aisyah Khairunnisa

Kicauan Tifatul, Keminfo: Tidak Ada Niat Tutup Twitter
twitter, shameonyousby, kominfo

KBR, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Keminfo) menyatakan kicauan Menteri Tifatul Sembiring di Twitter bukan bermaksud menutup media sosial ini. Juru bicara Keminfo, Ismail Cawidu mengatakan, kicauan tersebut hanya ingin menyerap pendapat publik tentang keberadaan Twitter di tanah air. Menurutnya, dengan alasan demokrasi Keminfo tak akan mungkin menutup media sosial itu.

Sebelumnya, Tifatul Sembiring melalui akun Twitternya menyatakan sejumlah negara, seperti Turki, Arab Saudi, dan Mesir pernah menutup media sosial ini. Lalu, dia menambahkan pertanyaan kepada pengikutnya, untuk memberikan usulan. "Tidak ada rencana penutupan," kata Ismail kepada KBR.

Sementara itu, Tifatul Sembiring melalui akun Twitter @tifsembiring juga membantah akan menghapus Twitter di tanah air. Ia berpendapat terlalu banyak pengguna Twitter di bawah umur.

Beberapa hari ini ramai diperbincangkan di Twitter soal #ShameOnYouSBY yang tak kembali menjadi topik populer. Tagar ini merupakan protes dari para pengguna Twitter menyusul sikap SBY terhadap UU Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada).

Sebelumnya, SBY selaku kepala negara dan Ketua Umum Partai Demokrat mendukung pilihan pilkada langsung. Akan tetapi, ia membiarkan ketika anak buahnya di parlemen tak menggunakan suaranya sehingga UU Pilkada ditetapkan melalui DPRD. SBY mengaku kecewa karena syarat-syarat untuk mendukung Pilkada langsung yang diajukan fraksinya ditolak panitia kerja RUU Pilkada.

Editor: M Irham

  • twitter
  • shameonyousby
  • kominfo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!