NASIONAL

Kemendikbud Minta Ada Polisi Khusus Cagar Budaya

"KBR68H,Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menggunakan jasa polisi khusus penjaga cagar budaya. Direktur Jenderal Kebudayaan Kacung Maridjan mengatakan, Kementerian telah berkonsultasi dengan Kepolisian Indonesia (Polri) untuk membentuk"

Gungun Gunawan

Kemendikbud Minta Ada Polisi Khusus Cagar Budaya
Museum, Kebudayaan, cagar budaya


KBR68H,Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menggunakan jasa polisi khusus penjaga cagar budaya.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kacung Maridjan mengatakan, Kementerian telah berkonsultasi dengan Kepolisian Indonesia (Polri) untuk membentuk satuan khusus ini.

"Polisi khusus cagar budaya ini harus memiliki kemampuan dan keterampilan khusus. Pertama soal pengamanan itu sendiri, kedua soal budaya. Jadi polisi ini tidak hanya ahli dalam pengamanan tapi punya rasa terkait dengan cagar budaya," kata Marijan kepada KBR68H.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Kacung Marijan menambahkan, pembentukan satuan khusus ini merupakan satu dari tiga program yang akan dijalankan pemerintah terkait pembenahan keamanan cagar budaya.

Tiga program pengamanan cagar budaya diantaranya sistem pengamanan cagar budaya, tata kelola cagar budaya, dan SDM cagar budaya.

Satuan khusus cagar budaya ini akan ditempatkan di lima museum di Jakarta dan satu museum di Yogyakarta.

Kacung mengakui langkah ini merupakan bagian dari reaksi pemerintah akibat hilangnya empat artefak dari Museum Gajah di Jakarta, pada 11 September lalu. Sistem pengamanan di museum tersebut tidak berfungsi, karena kamera pengawas CCTV sudah tidak berfungsi sejak tahun lalu, dan alarm mati dua bulan sebelumnya.


Baca juga: Empat Artefak Hilang di Museum Nasional, Pemerintah Bentuk Tim Investigasi


Editor: Agus Luqman

  • Museum
  • Kebudayaan
  • cagar budaya

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!