NASIONAL

Mendag Akui Minyak Goreng di Kawasan Timur Masih Mahal

"Di wilayah timur Indonesia seperti NTT, Maluku, dan Papua, harga minyak goreng curah masih berada di kisaran Rp17 ribu hingga 18 ribu per liter."

Resky Novianto

minyak goreng
Warga membawa jeriken ke pom penjualan minyak goreng di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (8/8/2022). (Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi)

KBR, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas pengiriman minyak goreng curah kemasan sederhana (Minyakita) ke Maluku dan Papua. Sebanyak 1.200 ton atau 1,3 juta liter minyak goreng curah dikirim melalui tol laut.

Pengiriman dilakukan simbolis di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dalam kegiatan itu, Zulkifli Hasan didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

"Saya berterima kasih kepada Menteri Perhubungan, kita pakai jalur tol laut. Dengan begini maka transportasinya menjadi lebih ringan, karena yang jauh wilayah timur ini kan yang mahal transportasinya. Mudah-mudahan dengan kerja sama kita tol laut program Kementerian Perhubungan, maka Papua, Maluku, NTT bisa menikmati juga minyak kemasan sederhana dengan harga Rp14.000," ujar Zulkifli di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara seperti disiarkan Instagram Kemendag RI, Kamis (11/8/2022).

Baca juga:

Zulkifli Hasan mengatakan, saat ini harga rata-rata minyak curah nasional berada di kisaran Rp14 ribu per liter.

Namun, khusus di wilayah timur Indonesia seperti NTT, Maluku, dan Papua, harga migor curah masih berada di kisaran Rp17 ribu hingga 18 ribu per liter atau diatas harga eceran tertinggi (HET).

"Di Jawa Bali, minyak curah atau kemasan sederhana rata-rata Rp13 ribu. Sumatera, Kalimantan, sebagian Sulawesi itu Rp14 ribuan. Tapi memang Papua, Maluku, NTT itu masih relatif variatif," tuturnya.

Pengiriman minyak goreng curah kemasan sederhana itu, kata Zulkifli, merupakan tahap awal dari rencana pendistribusian total 3.000 ton migor curah.

Zulkifli juga memastikan pasokan minyak goreng di Indonesia aman. Ia tidak ingin kejadian kenaikan harga minyak goreng beberapa waktu lalu terulang kembali.

"Karena itu memang diperlukan bantuan atau intervensi," kata Zulkifli Hasan.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

  • Minyak Goreng
  • minyakita
  • Kelapa Sawit

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!