Article Image

NASIONAL

Kunci Startup Bangun Bisnis Berkelanjutan

"Startup menuntut pelakunya satset berbisnis. Sebagian startup gagal di tahun kelima bahkan kurang. Startup pun harus beradaptasi agar jadi bisnis berkelanjutan."

KBR, Jakarta- Istilah startup sudah tak asing lagi di telinga khalayak. Masifnya perkembangan teknologi mendukung lahirnya banyak perusahaan-perusahaan rintisan. 

Berdasarkan data Startup Ranking, hingga 2022, Indonesia berada di peringkat lima negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia, yakni, 2.403 startup. Jenisnya pun beragam dari mulai transportasi hingga jasa sumber daya manusia.

Menjamurnya startup terakselerasi pesatnya ekosistem digital. Ceruk bisnisnya bermunculan, digali dari berbagai masalah yang dihadapi publik. 

"Isunya adalah transportasi misalnya. Saya mau pergi ke stasiun KRL tapi saya ga ada kendaraan, saya harus menggunakan apa? Pada bagian itu banyak sekali sebenarnya yang bisa digali potensi untuk melakukan sebuah inisiasi perusahaan rintisan. Startup dibangun berdasarkan IP (intellectual property) para founder, melihat market opportunity untuk menjawab tantangan itu,” jelas Bayu Janitra Wirjoatmodjo, digital startup enthusiast.

Mengandalkan ide-ide segar, startup dituntut lincah dan luwes dalam menjalankan bisnis. Tahun-tahun awal menjadi ujian berat bagi perusahaan rintisan untuk bertahan. Faktanya US Bureau Labor of Statistic 2021 menyebut 50% startup gagal di lima tahun pertama. Banyak strategi yang startup jalankan, salah satunya dengan bakar-bakar duit alias burning cash

“Mereka sudah ukur seberapa cepat bisa tap in the market. Kita kan ngelihat opportunity behind. Nah burning cash itu biasanya dilakukan oleh startup ketika mereka mau melakukan akusisi market yang lebih strategic dan cepat,” kata Bayu yang juga menjabat sebagai CEO topkarir.com ini.

Baca juga: 

Manfaat Brand Awareness untuk Jaring Pelanggan

Digital Marketing, Tren Baru Maksimalkan Penjualan Online

Bayu Janitra menyebut founder startup harus mampu melihat ceruk pasar agar dapat menjawab isu yang ingin diselesaikan. (Dok: Pribadi)

Startup harus luwes dan mudah beradaptasi sesuai konteks situasi. Seperti saat pandemi, efisiensi masih jadi pilihan startup supaya bisa jadi bisnis berkelanjutan.

“Saya akan lebih senang pakai istilah rasionalisasi. Caranya either way kurangin opex-nya (operating expenditur) atau cari pendapatan lebih banyak. Ketika abis pandemi, ini lebih tinggi, tapi dia melihat bahwa tidak adanya efektivitas di organisasi, kemudian dia mengurangi beban,” ucap Bayu.

Poin lain yang menentukan startup bisa jadi bisnis berkelanjutan adalah karakter si pemimpin startup. Dia harus mau sabar dan terus belajar mengembangkan bisnisnya.

“Ini penting banget, start small, pelan-pelan dari hot wheels dulu, kecil-kecil sampai jadi truk besar. Terus jangan lupa untuk evaluate. Ini yang suka lupa, lari terus, kebut terus, tapi ga pernah nanya 'eh gue nyampe di sini gara-gara apa aja? itu dievaluasi,” ujar Bayu.

Dengarkan penjelasan lengkap soal cara startup supaya bisa tetap sustainable, bareng Bayu Janitra Wirjoatmodjo dalam Uang Bicara episode Kunci Startup Bangun Bisnis Berkelanjutan di KBRPrime, Spotify, Google Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.