NASIONAL

Cegah Krisis Pangan, Jokowi: Manfaatkan Lahan Pekarangan!

"Presiden Jokowi mendorong agar lahan-lahan yang tidak produktif ditanami oleh berbagai komoditas pangan sebagai antisipasi krisis pangan. "

krisis pangan
Presiden Joko Widodo menanam kelapa genjah di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (11/8/2022).(Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengingatkan dunia saat ini sedang dilanda krisis pangan.

Menurut Presiden Jokowi, setidaknya 300 juta orang berada di situasi kekurangan pangan akut dan kelaparan di beberapa negara.

Presiden mengatakan jika tidak ada solusi untuk mengatasi hal tersebut, bukan tidak mungkin jumlah orang yang terdampak bisa bertambah mencapai 800 juta orang.

Untuk itu Jokowi mendorong pemanfaatan lahan-lahan di pekarangan rumah agar produktif.

"Kita ingin lahan-lahan yang tidak produktif itu diproduktifkan. Urusan cabai, urusan ini yang seharusnya rumah tangga-rumah tangga di desa itu bisa menanam itu, di polybag atau di pekarangannya. Sehingga tidak ada yang namanya kita ini kekurangan cabai atau harga cabai naik drastis. Ini yang baru dikerjakan oleh Kementerian Pertanian," kata Jokowi dalam kegiatan penanaman kelapa genjah di Boyolali, Jawa Tengah (11/8/2022).

Selain itu, Presiden Jokowi juga mendorong agar lahan-lahan yang tidak produktif bisa diproduktifkan dengan ditanami oleh berbagai komoditas pangan.

Misalnya kelapa genjah yang turut ditanam Presiden pada kesempatan tersebut. Kelapa genjah diketahui bisa diolah menjadi berbagai bahan pangan seperti gula semut hingga minuman segar.

"Lahan-lahan yang tidak produktif ditanami seperti sekarang yang kita lakukan. Kelapa genjah, yang nanti hasilnya (terlihat dalam) dua tahun atau 2,5 tahun. Setahun bisa produksi, satu pohon bisa 180 buah. Itu bisa dibuat gula semut, bisa dibuat minyak kelapa, juga bisa dijual buahnya untuk minuman segar," tambahnya.

Jokowi berada di Kabupaten Boyolali untuk kegiatan penanaman kelapa genjah. Kegiatan Kelapa Genjah Sebar (KEJAR) yang dilakukan Presiden merupakan satu bagian dari kegiatan "Perkebunan Merdeka".

Penanaman perdana ini dilakukan di Solo Raya (Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali) dengan target 200 ribu batang yang ditanam bertahap dan tersebar di tiga kabupaten tersebut.

Selain bertujuan untuk ketahanan pangan dalam menghadapi krisis pangan dan menuju kemandirian pangan, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan pendapatan rumah tangga. Pendapatan rumah tangga bisa dari tanaman kelapa pada tahun ke dua, maupun pada setiap musim dari tanaman sela (jagung, cabai) dan hasil ternak (kambing dan ayam).

Baca juga:

Komoditas unggulan

Ancaman krisis pangan juga mendapat perhatian DPR. Anggota Komisi IV DPR Melani Leimena meminta pemerintah mengembangkan komoditas-komoditas unggulan.

Melani mendorong pemerintah mengkaji jenis tanaman komoditas dan menyiapkan lahan tanaman sebagai upaya menghadapi krisis pangan.

"Kalau nggak diantisipasi, dan research and develop-nya tidak dikembangkan, akhirnya kita sudah krisis. Tidak bisa kita atasi kembali. Saat ini mungkin saatnya untuk bersama-sama meneliti mana-mana produk pangan yang bagus untuk dimakan, yang lahannya juga cocok. Kan banyak daerah, kita konsentrasikan untuk menanam apa-apa yang memang diperlukan," ujar anggota Fraksi Demokrat itu, Senin (8/8/2022).

Melani juga mendorong pemerintah memaksimalkan produksi pangan dalam negeri seperti kedelai. Menurutnya, pada 2021 lalu produksi kedelai hanya mencapai 213 ribu ton. Sedangkan kebutuhan mencapai 2,48 juta ton, sehingga kebijakan impor harus dipilih. Padahal pada 2016, Indonesia bisa menghasilkan 1,39 juta ton jika dimaksimalkan.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

  • krisis pangan
  • jokowi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!