BERITA

Target Penurunan Stunting 14 Persen pada 2024, Apa Kabar Balita di Aceh Utara?

""Pada bidang kesehatan, percepatan penurunan stunting dilaksanakan melalui intervensi spesifik...""

Stunting
Ilustrasi stunting. Foto: Kemkes.go.id

KBR, Jakarta- Kementerian Kesehatan optimistis target menurunkan angka stunting hingga 14 persen pada 2024 akan tercapai melalui optimalisasi cakupan intervensi berbasis bukti.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan target itu akan tercapai bila implementasi program difokuskan pada penguatan pelayanan kesehatan dan gizi yang dilaksanakan secara terstruktur.

"Pada bidang kesehatan, percepatan penurunan stunting dilaksanakan melalui intervensi spesifik yang ditujukan pada kelompok sasaran meliputi remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan balita," kata Budi dalam Rakornas Percepatan Penurunan Stunting, Senin, (23/8/2021).

Ia menambahkan, "Dengan implementasi program yang difokuskan pada penguatan pelayanan kesehatan dan gizi dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang di semua level pelayanan. Mulai dari posyandu hingga rumah sakit," imbuhnya.

Baca juga:  Satu dari Empat Balita di Indonesia Mengalami Stunting

Covid-19 Ikut Beri Pengaruh

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan intervensi spesifik dilaksanakan dengan mengedepankan strategi untuk meningkatkan cakupan hingga 90 persen melalui peningkatan kapasitas SDM.

Selain itu, diperlukan juga peningkatan kualitas program, penguatan edukasi kesehatan dan gizi serta penguatan manajemen intervensi di puskesmas dan posyandu secara komprehensif dan juga tertata dalam sistem surveilans berkelanjutan.

Budi menilai situasi pandemi Covid-19 turut menambah tantangan di berbagai tatanan. Namun, ia mengklaim berbagai upaya strategis untuk meminimalisir dampak terus dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan

"Dengan optimisme dan kerja keras bersama untuk mencapai target maksimal memberi dampak signifikan terhadap penurunan stunting di Indonesia sebagai bukti keseriusan kita untuk penyelamatan genre bangsa," katanya.

Baca juga: Potret Penanganan Stunting di Masa Pandemi

Stunting di Aceh

Sementara itu, ribuan bayi di Kabupaten Aceh Utara, Aceh, saat ini mengalami stunting. Stunting ialah kurang gizi kronis yang disebabkan minimnya asupan gizi dalam waktu cukup lama, sehingga berdampak pertumbuhan, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Aceh Utara, Samsul Bahri, ada beberapa faktor penyebab utama stunting, seperti minimnya asupan gizi dan sanitasi yang buruk. Kata dia, tak sedikit di antara mereka yang tidak memiliki air bersih dan jamban.

"Kita ada angka 15 persen dari anak stunting berjumlah 39.000 balita. Jadi, kalau dijiwakan ada 5.600 anak stunting, itu anak stunting masih balita atau di bawah umur lima tahun, kata Samsul bahri menjawab KBR, Senin, (23/8/2021).

Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Aceh Utara, Samsul Bahri mengklaim terus berupaya menekan angka balita stunting dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) melalui kader posyandu di pedesaan.

Termasuk, gencar melakukan penyuluhan melalui telepon genggam bagi wanita hamil dan ibu menyusui terkait pentingnya asupan gizi bagi pertumbuhan anak.

"Kita ada kader posyandu 5 orang di setiap dusun. Mereka lakukan survei dan memberikan edukasi bagi masyarakat. Kita berharap ke depan bisa turun angka balita stunting di sini, mulai berat dan tinggi badannya," imbuhnya.

Editor: Sindu

  • Stunting
  • Kurang gizi kronis
  • Rakornas Percepatan Penurunan Stunting
  • Kemenkes
  • Aceh Utara
  • Aceh
  • Dinas Kesehatan Aceh Utara
  • Stunting di Aceh Utara
  • Angka Stunting Nasional
  • Target Penurunan Stunting

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!