BERITA

FOMO Sapiens : Pejabat Negara Serobot Vaksin Booster. Koruptor Bicara Antikorupsi

"Pejabat negara serobot vaksin booster. KPK memilih 7 napi korupsi untuk bicara antikorupsi."

KBR (Jakarta) – Warganet riuh menyoal rekaman video obrolan para pejabat yang mengaku sudah mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster. Padahal, sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah menegaskan bahwa vaksin booster hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga pendukungnya.

Obrolan lain yang dibahas FOMO Sapiens pekan ini adalah soal bekas narapidana kasus korupsi yang akan didapuk jadi penyuluh antikorupsi. Hal ini menuai kritikan karena dianggap tidak selaras dengan semangat pemberantasan korupsi di tanah air.

Kabar-kabar di atas menjadi bahasan di FOMO Sapiens minggu ini.

Vaksin Booster Diserobot Pejabat

Rekaman video saat Presiden Jokowi memantau program vaksinasi di salah satu SMP di Kalimantan Timur beberapa hari lalu ramai diperbincangkan. Video tersebut memuat pengakuan sejumlah pejabat yang telah mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster. Padahal, vaksin Moderna dan Pfizer sebagai vaksin dosis ketiga ini seharusnya hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan dan tenaga pendukungnya. Apalagi baru sekitar 40% nakes yang mendapatkan vaksin booster. Kok bisa?

Koruptor Jadi Penyuluh Antikorupsi?

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih ramai diperbincangkan masyarakat, nggak hanya lembaga saja yang diobrolin tapi juga beberapa perkara yang ditangangi lembaga antirasuah itu. Masyarakat juga menyoroti rencana KPK memberikan podium bagi sejumlah eks narapidana kasus korupsi sebagai penyuluh antikorupsi. Kok bisa? Apa tujuannya?

Selain dua kabar di atas, FOMO Sapiens pekan ini juga membahas mengenai serba-serbi kinerja KPK sepanjang semester pertama tahun 2021, dan lomba mural berisi kritik sosial di Yogyakarta.

Simak obrolannya di FOMO Sapiens pekan ini bareng Ian Hugen dan Aika Renata!

#fomosapiens
#vaksin
#booster
#koruptor
#kpk
#juliaribatubara
#mural
#podcast
#korupsi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!