BERITA

DPR: Polri Harus Usut Kasus Pengepungan Mahasiswa Papua

DPR: Polri Harus Usut Kasus Pengepungan Mahasiswa Papua

KBR, Jakarta- Wakil Ketua Komisi IV DPR Michael Wattimena meminta Polri mengusut tuntas kasus pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

"Kami minta, melalui forum Paripurna yang mulia ini, kepada bapak Kapolri untuk mengusut apa yang sebenarnya terjadi di balik penurunan bendera, atau memasukkan bendera merah putih di dalam selokan itu. Dan juga siapa yang menghiraukan masalah ini sampai kejadian," ujar Michael Dalam rapat paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa (20/8/2019).

"Pasti ada sesuatu yang main di balik ini semua, tidak semata-mata bagian daripada apa yang dilakukan oleh mahasiswa," tambahnya lagi.

Anggota DPR asal Papua Barat ini menyayangkan ada oknum-oknum yang diduga bersikap rasis saat pengepungan berlangsung.

"Ini terkait dengan body shaming, seorang manusia diidentikan dengan binatang, itu tidak bagus. Ungkapan-ungkapan body shaming seperti ini hendaknya jangan dulu disampaikan. Kita ini satu bangsa yang namanya Indonesia," kata Michael.

Politisi Demokrat ini juga menegaskan, mahasiswa merupakan aset bangsa yang seharusnya dilindungi.

"Apa yang terjadi di dalam gedung ini (DPR) pada era reformasi itu juga akibat daripada kontribusi mahasiswa, sehingga kita bisa berada dalam iklim reformasi. Sehingga mahasiswa harus diproteksi, bukan dipersekusi atau diusir yang sebagaimana kita lihat dalam dinamika tiga hari akhir-akhir ini," jelasnya.


Diamini Fadli Zon

Pernyataan Michael Wattimena juga diamini oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

"Seperti saran-saran dari anggota DPR juga, yang memang mungkin dianggap melakukan ujaran yang berbau rasisme maupun pelecehan terhadap Merah-Putih, semua itu diinvestigasi lah. Supaya ada keadilan dan juga ini bisa meredam situasi yang ada," ujar Fadli di Gedung DPR RI, Selasa (20/8/2019).

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menekankan pengusutan kasus yang menimpa mahasiswa Papua ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Ia khawatir masalah sensitif ini akan semakin rumit jika dibiarkan.

Sambil menunggu hasil pengusutan, Fadli menghimbau masyarakat untuk tetap tenang.

"Kita menghimbau supaya terjadi cooling down, duduk bersama dan bisa menyelesaikan masalah ini dengan cara musyawarah, jangan sampai ada tindakan kekerasan, reaksi-reaksi berlebihan," katanya.

Sebelumnya, massa dan aparat mengepung asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada Jumat (15/8/2019). Massa menuduh para mahasiswa sudah melecehkan bendera Merah-Putih.

Pada Sabtu (17/8/2019) polisi kemudian menggelandang 43 mahasiswa Papua itu ke Polrestabes Surabaya, setelah menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar asrama.

Editor: Agus Luqman

  • rasisme
  • papua
  • Papua Barat
  • DPR
  • DPR RI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!