BERITA

Pansus Angket Ragukan Keaslian Video Pemeriksaan Miryam di KPK

""Saya sudah menjalaninya sendiri, saya sungguh tidak percaya. Bahkan harus diuji forensik," "

Pansus Angket   Ragukan Keaslian Video Pemeriksaan Miryam di KPK
Ketua Pansus Angket KPK Agun Gunandjar Sudarsa. (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Ketua Pansus Hak Angket DPR terhadap KPK, Agun Gunandjar Sudarsa menyatakan, tidak percaya terhadap video pemeriksaan Miryam S Haryani oleh penyidik KPK yang diputar di Pengadilan. Politisi Partai Golkar ini meragukan keaslian video CCTV pemeriksaan tersebut.

"Putaran video itu tidak percaya. Saya sebagai orang yang pernah menjalani pemeriksaan tidak percaya. Saya sudah menjalaninya sendiri, saya sungguh tidak percaya. Bahkan harus diuji forensik," kata Agun di Gedung DPR RI, Rabu (16/08/17).


Agun akan mendorong Komisi III DPR Bidang Hukum untuk menindaklanjuti tentang video pemeriksaan terhadap Miryam.  "Tapi kan itu lebih pada penanganan kasus. Saya pikir lebih kepada komisi III," kata Dia.


Agun mengatakan, Pansus Angket masih mempertimbangkan apakah akan kembali memutar video pemeriksaan Miryam atau tidak. Hal itu akan diputuskan dalam rapat internal dalam waktu dekat.


Selain itu, Pansus Angket KPK juga akan mengumumkan kepada publik hasil kerja Pansus pada masa persidangan sebelumnya. Agun mengatakan, rencananya komperensi pers mengenai hal itu akan dilaksanakan pekan depan, Senin (20/08/17).


"Kami akan konpers dulu me-report perkembangan hasil kerja pansus setelah satu periode kami jalankan. Apa yang kami dapatkan, apa langkah ke depan," ujarnya.

Selasa (15/08) Jaksa KPK memutar rekaman saat Miryam S Haryani menjalani pemeriksaan 1 Desember 2016. Dalam video Miryam  menyampaikan intimidasi yang dilakukan koleganya beberapa anggota Komisi III DPR.

Editor: Rony Sitanggang

  • Agun Gunandjar Sudarsa
  • Pansus Angket KPK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!