BERITA

Harga Pangan Tinggi, Menko Darmin: Tidak Untungkan Petani

Harga Pangan Tinggi, Menko Darmin: Tidak Untungkan Petani

KBR, Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tingginya harga pangan   belum berefek pada kesejahteraan para petani. Ini terlihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) khusus sektor tanaman pangan yang sampai Juli   lalu masih di bawah indeks 100. Badan Pusat Statistik(BPS) mencatat NTP untuk tanaman pangan Juli 2017 hanya sebesar 97,46 persen.


"Perbaikan harga pangan kelihatannya tidak menguntungkan bagi penghasil pangan itu sendiri. Karena mereka tidak menyetok produknya. Begitu panen, jual," ujar Darmin di kawasan Kuningan, Rabu (9/8).


Padahal, harga pangan dalam 7-8 tahun terakhir cenderung tinggi. Darmin mengatakan baru dalam 2 tahun terakhir pemerintah berhasil mengendalikan harga pangan. Itupun, ujarnya, pergerakkan NTP sektor pangan tetap tak signifikan.


Meskipun secara umum NTP bulan lalu naik tipis 0,26 persen menjadi 100,65, namun menurut Darmin itu belum cukup. Padahal, meningkatkan kesejahteraan petani menurutnya juga sangat penting dilakukan demi memperbaiki ketimpangan ekonomi. Menurut dia pemerintah tengah mencari solusi membantu kesejahteraan petani.


Saat ini, tren pergerakkan gini ratio memang menurun dari 0,394 menjadi 0,393 hingga bulan Maret. Ada banyak faktor ujarnya yang ikut berperan dalam hal ketimpangan itu. Menurutnya, perlu banyak cara untuk mempercepat pemerataan ekonomi serta pengentasan kemiskinan.


"Perbaikan ini harus dilihat tidak hanya satu kelompok saja. Berbagai kelompok harus diperhatikan."


Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menggeser skema pemberian bantuan sosial ke nontunai. Darmin menginginkan seluruh bansos nantinya akan diberikan secara nontunai.

Editor: Rony Sitanggang

  • bansos nontunai
  • Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution
  • Nilai Tukar Petani (NTP)

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!