BERITA

Tingkatkan Daya Saing, Bekraf - BPS Gelar Survey Khusus Ekonomi Kreatif

Tingkatkan Daya Saing, Bekraf - BPS Gelar Survey Khusus Ekonomi Kreatif



KBR, Jakarta- Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan survey khusus ekonomi kreatif. Survey itu menyasar sekira 6000 pelaku usaha ekonomi kreatif di 16 sub sektor mulai industri perfilman, musik, kuliner, hingga fashion. Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Bekraf, Abdur Rohim Boy Berawi mengatakan survey bertujuan menggali data makro tentang ekonomi kreatif. Dengan begitu kata dia, bisa diketahui upaya yang bisa dilakukan untuk memperkuat daya saingnya. 

"Data dan informasi ini bisa digunakan pelaku unit usaha untuk menyusun program-program perluasan usahanya sendiri. Jadi kan kelihatan nih pemetaan potensi jadi akan kita lengkapi dengan analisis-analisis untuk acuan. Kita juga tambahkan nantinya, bisa kita ketahui apakah di satu daerah itu misalnya perlu akses modal tipe hibah atau pinjaman, dll", ujar Boy dalam wawancara dengan KBR pada Kamis, (04/08/2016) pagi tadi.

Survey khusus ekonomi kreatif dilakukan serentak di 57 Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia mulai 22 Agustus hingga 5 September 2016 mendatang. Dari hasil survey itu, kata Boy, akan disusun program dan kebijakan untuk bantuan akses permodalan bagi pengusaha.

Sementara menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa (BPS), Sasmito Hadi Wibowo survey tersebut akan diketahui hasilnya pada Desember 2016 mendatang. Pihaknya, kata Sasmito, akan jemput bola menyambangi pelaku industri kreatif dengan pendekatan individu unit usaha.

“Ini akan bisa diteruskan pada pembuatan kebijakan pemerintah untuk mendukung penguatan usaha industri kreatif,” kata Sasmito. (mlk) 

  • Badan Pusat Statistik (BPS)
  • bekraf
  • badan ekonomi kreatif
  • ekonomi kreatif

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!