BERITA

Sekolah Kesatuan Bangsa: Guru Asal Turki Tak Pernah Ajari Benci Erdogan

""Tidak ada pemikiran Gulen yang menyimpang sebagaimana dituduhkan, sama dengan pemikiran tokoh Indonesia seperti Gus Dur atau KH Ahmad Dahlan," kata Kepala Sekolah "

Eka Juniari

Sekolah Kesatuan Bangsa: Guru Asal Turki Tak Pernah Ajari Benci Erdogan
Seorang guru



KBR, Yogyakarta - Sekolah Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School Yogyakarta memastikan guru-guru asal Turki tidak terlibat kudeta beberapa waktu lalu di negara tersebut.

Karena itu pengelola tidak punya alasan untuk memberhentikan guru-guru asal Turki itu.


Kepala Sekolah Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School Yogyakarta Ahmad Nurani mengatakan dua warga negara Turki yang bekerja di institusinya murni melaksanakan tugas sebagai guru.


Selama bekerja di sekolah asrama tersebut, guru-guru asal Turki mengajar sains dan Bahasa Turki. Kepala sekolah menegaskan tidak pernah menemui diskusi politik dan penggiringan opini untuk membenci rezim pemerintah Erdogan yang saat ini berkuasa.


"Mereka justru mengutuk kudeta. Tidak ada upaya mempengaruhi siswa maupun guru lain untuk membenci Erdogan. Menjelek-jelekkan pemerintah (Turki) saja tidak pernah," kata Ahmad dalam konferensi pers di sekolahnya, Jl Wates Km 10 Sedayu Bantul, Selasa (2/8/2016).


Baca: Ditekan Turki, Yayasan Pribadi Bilingual School Bandung Jalan Terus

Meski demikian, Ahmad Nurani membenarkan jika nama dan pemikiran ulama Fethullah Gulen cukup dikenal di kalangan pendidik. Buku-buku karangan Gulen juga bisa ditemui di sekolah yang berdiri lima tahun lalu itu. Kondisi tersebut memungkinkan karena karya Gulen yang beraliran sastra dijual bebas di pasaran.


Ahmad Nurani mengatakan bukan sesuatu yang aneh bagi akademisi membaca buku karangan tokoh-tokoh dunia. Di perpustakaan sekolah, buku Gulen tersedia seperti halnya buku-buku tentang Soeharto, Soekarno dan Gus Dur.


"Secara resmi (karya Gulen) tidak diajarkan di kelas. Kalau guru di luar jam pelajaran bicara tentang pemikiran Fethullah Gulen memang ada. Saya juga sudah membaca buku-buku Gulen. Menurut saya pemikiran yang menyimpang sebagaimana dituduhkan tidak ada, sama dengan pemikiran tokoh Indonesia seperti Gus Dur atau KH Ahmad Dahlan," urainya.


Kesaksian terkait sepak terjang guru-guru asal Turki yang tidak ada sangkut pautnya dengan kudeta Turki juga datang dari alumni sekolah.


Salah seorang alumni Sekolah Kesatuan Bangsa, Ahmi Yofaniar Pratiwi mengatakan guru-guru asal Turki hanya mengajarkan bidang ilmu yang menjadi tanggung jawab mereka yakni sains dan bahasa Turki. Menurut Ahmi, guru-guru asal Turki juga memberikan teladan berupa pendidikan karakter di luar jam pelajaran.


Ahmi yang sekarang menjadi pembina asrama di sekolah tersebut mengaku selama bersekolah hingga bekerja tidak pernah menjumpai pengajaran ke arah terorisme sebagaimana yang dituduhkan pemerintah Turki.


"Baik tersirat maupun tersurat tidak pernah ada pendidikan yang menjurus ke arah terorisme. Makanya kok bisa ada berita seperti itu. Setelah berdiskusi dengan guru dan menelusuri internet, saya yakin tidak pernah ada pendidikan terorisme di sekolah," katanya.


"Kegiatan belajar jalan terus. Siswa dan orang tua telah kami beri pengertian sehingga tidak panik," pungkas Ahmad.


Pengelola Sekolah Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School Yogyakarta juga memberikan apresiasi kepada respon cepat pemerintah Indonesia yang menolak permintaan Pemerintah Turki untuk menutup sekolah-sekolah yang diduga berafiliasi dengan Yayasan Fethullah Gulen.


Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Sekretaris Kabinet telah mengeluarkan pernyataan resmi dan tegas berupa penolakan menutup sembilan sekolah yang disebut terlibat dengan Fethullah Gulen.


Baca: Penutupan Sekolah Gulen, Menlu Minta Turki Hormati Kedaulatan Indonesia

Baca: Kemendikbud Bantah Turki Soal Sekolah Gulen

Pemerintah Turki sebelumnya menuding ulama asal Turki yang kini tinggal di Amerika Serikat, Fethullah Gulen sebagai otak kudeta militer yang gagal di Turki baru-baru ini.


Editor: Agus Luqman

 

  • Fethullah Gulen
  • PASIAD Turki
  • Turki
  • Yogyakarta

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!