BERITA

KLB PSSI, Nurdin Halid: Kongres Harus Sesuai Statuta

KLB PSSI, Nurdin Halid: Kongres Harus Sesuai Statuta



KBR, Jakarta - Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berlangsung hari ini, Rabu (3/8/2016). Bekas Ketua PSSI, Nurdin Halid berharap, KLB dilaksanakan sesuai dengan statuta yang telah dibuat. Jika sesuai statuta, sambung Nurdin, PSSI akan dapat berjalan secara baik secara organisatoris.

"Tidak boleh tidak berlandaskan pada statuta PSSI. Tentu harus memberikan ruang yang luas, demokratis, (dan) berkeadilan kepada seluruh kepentingan stakeholder. Jadi, pelaksanaan kongres, khususnya nanti kongres pemilihan itu, berlangsung secara demkratis, baik, berkeadilan, dan harus betul-betul sesuai dengan statuta," tutur Nurdin.


Nurdin melanjutkan, KLB PSSI ini tidak boleh tidak berhasil. Pasalnya, KLB ini adalah awal untuk menyelesaikan persoalan keorganisasian PSSI.


"Oleh karena itu, termasuk para suporter, siapapun stakeholder, harus ikut memberikan kontribusi untuk memperlancar pelaksanaan kongres ini. Karena, jika kongres ini gagal, maka itu akan menghancurkan persepakbolaan Indonesia, bukan membuat sepak bola kita makin bagus," tekan Nurdin.


Pasca dijatuhkan sanksi oleh FIFA, PSSI tidak berjalan dengan baik selama dua tahun terakhir.


Sampai saat ini 104 dari 107 peserta KLB PSSI telah hadir. Delegasi yang belum tiba adalah Asosiasi Provinsi Sulawesi Selatan, Persebaya Surabaya, Persimuba Musi Banyuasin, dan Persipal Palu.

KLB PSSI kali ini memiliki tiga agenda, yaitu penetapan pemilihan anggota Komite Eksekutif (satu PLT Presiden dan dua ANggota Exco), penetapan tanggal pelaksanaan Kongres Tahunan Pemilihan PSSI, dan pengesahan Revisi Kode Pemilihan PSSI (electoral Code).




Editor: Quinawaty

 

  • kongres PSSI
  • Kongres Luar Biasa
  • PSSI
  • nurdin halid
  • FIFA

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!