BERITA

KKP: Kawasan Timur Marak Penangkapan Ikan dengan Bom

""Karena bahan ledak ya ledak bisa digunakan untuk terorisme. Polisi dan BNPT yg akan mendalami""

Ria Apriyani

KKP: Kawasan Timur Marak Penangkapan Ikan dengan Bom
KKP tenggelamkan kapal Viking. (Foto: Antara)



KBR, Jakarta - Pemerintah menyatakan wilayah Timur Indonesia masih marak penangkapan ikan menggunakan bom. Tidak hanya itu, menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti,  wilayah tersebut rawan dijadikan jalur penyelundupan bom.

Bulan ini, patroli laut bea cukai menangkap 1 kapal dengan muatan 57 ton bom ikan.

"Di luar urusan ikan, polisi menangani ini pasti akan menyisir kalau-kalau itu akan digunakan di luar bom ikan. Karena bahan ledak ya ledak bisa digunakan untuk terorisme. Polisi dan BNPT yg akan mendalami,"ujar Susi di kantornya, Senin (1/8).


Keterangan yang didapat KKP, bahan peledak itu berasal dari Malaysia. Rencana awal penyelundup, bom itu disebar ke Buton, Selayar, Pare-Pare, Nusa Tenggara Timur, Kangean, Bawean, daerah Teluk Tomini, dan Raja Ampat. Menurut Susi, di daerah itu masih banyak nelayan menggunakan bom untuk menangkap ikan.


"Kita perkirakan setiap bulan 4 sampai 5 kapal ukuran 50 ton bawa bom ikan dan masuk Indonesia per bulan. Di timur ini banyak wilayah karena terbiasa ngebom. Ada Suku Bajo dan Buton, mereka kalah dari kapal-kapal besar di wilayah mereka jadi dicari dengan ngebom."


Selain 57 ton itu, mereka juga menangkap kapal lain yang membawa muatan 2 ton bom ikan dan 1 ton pupuk bom di kawasan Pangkep. Bulan ini, total ada 29 kapal ilegal baik penyelundup maupun illegal fishing yang ditangkap. Lokasi penangkapan di sekitar perairan Natuna, Anambas, Selat Malaka, dan Tobelo Halmahera.


Rencananya, kapal-kapal itu akan ditenggelamkan bersama 42 kapal lain yang ditangkap sebelumnya pada 17 Agustus nanti. Kapal-kapal itu akan dikaramkan dan dijadikan rumah bagi terumbu-terumbu dan ikan-ikan.


Susi juga mengatakan ada 5 kapal lain yang akan dijadikan monumen di Pangandaran. Dengan begitu, sudah ada 6 koleksi kapal yang dikaramkan dan dijadikan monumen peringatan illegal fishing setelah sebelumnya Viking juga ditenggelamkan.


Susi enggan menyebut asal dari kapal-kapal tersebut. Alasannya, negara-negara itu sudah menandatangani kesepakatan untuk tidak lagi melakukan illegal fishing. Kapal tidak akan lagi diledakan karena menurut dia efek jera yang disampaikan Indonesia sudah cukup.


"Alasan bukan karena lingkungan. Sudah jadi hal yg biasa. Kita ga lagi nyari efek berlebihan karena udah berkurang." 

  • Illegal Fishing
  • Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
  • Bom Ikan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!