BERITA

KHLK Segera Keluarkan Kebijakan Atasi Konflik Lahan di Tesso Nilo

KHLK Segera Keluarkan Kebijakan Atasi Konflik Lahan di Tesso Nilo

KBR, Jakarta- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam waktu dekat segera mengeluarkan kebijakan untuk menyelesaikan konflik lahan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono, mengatakan pemanfaatan Tesso Nilo akan diatur berdasarkan wilayahnya. Ini menurutnya adalah jalan tengah untuk menyelesaikan konflik di Tesso Nilo.

Bambang mengeluhkan kondisi Taman Nasional Tesso Nilo saat ini. Dari 86 ribu hektare kawasan konservasi yang diatur dalam SK Menteri, hanya tersisa 23 ribu hektar saja. Sisanya telah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit baik oleh perusahaan maupun penduduk.

"Ada usaha perhutanan sosial yang larinya ke hutan produksi yang belum ada pengelolanya, yang mana sekarang wewenang Gubernur bersama KLHK untuk beri akses legal. Bakalan kita sepakat jadi hutan tanaman rakyat, bukan lagi areal izin,"kata Bambang di Hotel Aryaduta, Rabu (10/8).

Menurut Bambang, wilayah utara Tesso Nilo akan dimanfaatkan untuk kawasan agroforestry. Sebelah Barat untuk kawasan perhutanan sosial demi mengakomodir kepentingan masyarakat. Kawasan itu akan digunakan untuk hutan adat, hutan desa, dan hutan warga.

Bergeser ke sebelah timur, KLHK akan mengundang peran perusahaan swasta yang memanfaatkan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo untuk membantu perbaikan kawasan ini menjadi area konservasi. Terakhir, daerah selatan akan dikelola dengan Konsep Kesatuan Pengelolaan Hutan.

KLHK sudah membentuk task force yang pucuk komandonya di pemerintah provinsi dan kabupaten masing-masing wilayah. Mereka berencana untuk memulihkan area yang ditinggalkan perambah.

Sebelumnya pemanfaatan liar kawasan ini menuai banyak masalah. Awal Juni lalu, 80 hektare lahan di kawasan ini dibakar. Padahal, kawasan ini digunakan sebagai area konservasi gajah dan harimau Sumatera. Di sisi lain, kawasan ini juga banyak dirambah dan dimanfaatkan untuk penanaman sawit, kayu, dan hasil hutan lain oleh warga maupun perusahaan perkebunan.

Editor: Malika 

  • kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo
  • Sawit
  • KLHK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!