BERITA

Karhutla, Greenpeace: Akibat Korporasi Keringkan Lahan Gambut

""Salah satunya adalah grup IOI. Jadi ini grup Malaysia yang baru-baru ini sertifikat RSPO-nya di tarik dan terlibat dalam pengeringan gambut sehingga mengalami kebakaran berkali-kali,""

Wydia Angga

Karhutla, Greenpeace: Akibat Korporasi Keringkan   Lahan Gambut
Ilustrasi: Kepulan asap membumbung di areal hutan dan lahan yang terbakar di Desa Medang Kampai, Dumai, Riau, Senin (9/8). (Foto: Antara)



KBR, Jakarta- Organisasi lingkungan Greenpeace menyatakan titik api di Kalimantan Barat karena pengeringan lahan gambut. Juru Kampanye Greenpeace, Annisa Rahmawati menyebut berdasar data  terjadi konsistensi titik api selama seminggu ini di daerah Sanggau dan Kapuas Hulu.

Annisa   membantah pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyebut kebakaran  terjadi semata akibat masyarakat yang menyiapkan lahan pertanian. Menurut dia penyebabnya pengeringan gambut secara masif di sana. Di Sanggau, kata Annisa titik api banyak yang berada di konsesi kelapa sawit maupun Pulp and Paper.    

"Menurut BNPB bahwa itu api berasal dari masyarakat karena ada tren menanam pertanian dan segala macam, yang kita balikkan adalah bahwasanya kebakaran hutan itu akar permasalahannya adalah pengeringan gambut. Ketika gambut dikeringkan secara masif yang merupakan tradisi industrial plantation itu akan memberikan dampak pengeringan gambut yang lebih lanjut akan menjadi sangat rentan terhadap api berasal dari apapun sehingga menjadi kebakaran,"  papar Annisa kepada KBR, Rabu (17/8/2016).


Annisa menambahkan, Kalbar memerlukan perlindungan total lahan gambut melalui restorasi. Tujuannya untuk mengembalikan fungsi hidrologisnya untuk meredam potensi kebakaran. Sayangnya, proses restorasi itu, menurutnya belum berjalan hingga sekarang.


"Yang bertanggung jawab atas kebakaran menurut UU adalah pihak-pihak yang memiliki otoritas atau lahan tersebut atau pemilik lahan. Jadi jika perusahaan bilang bahwa itu masyarakat dan sebagainya, menurut regulasi, itu tetap menjadi tanggung jawab perusahaan dan usaha restorasi harus berlangsung secara kolektif," tegasnya.


Menurut Annisa, saat ini Greenpeace sedang memusatkan perhatiannya pada lanskap gambut yang berada di Ketapang, Kalbar salah satunya grup perusahaan IOI yang dinilai terlibat dalam pengeringan gambut. Sejak  2008 Greenpeace telah melaporkan perusahaan tersebut atas tindakannya dalam pembuatan kanal-kanal gambut dan pembabatan hutan.


"Ada perusahaan-perusahaan besar yang berada dalam lanskap tersebut salah satunya adalah grup IOI. Jadi ini grup Malaysia yang baru-baru ini sertifikat RSPO-nya di tarik  dan terlibat dalam pengeringan gambut sehingga mengalami kebakaran berkali-kali," ujarnya.


Hari ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendeteksi 482 titip panas di wilayah Indonesia. Wilayah dengan titik terbanyak ditemukan di Kalimantan Barat dengan jumlah 303 titik panas. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo P. Nugroho menjelaskan, selain karena puncak musim kemarau, peningkatan titik panas ini juga disebabkan oleh pembakaran lahan warga sekitar untuk menyiapkan musim tanam pertanian dan perkebunan.


Editor: Rony Sitanggang 

  • Karhutla
  • lahan gambut
  • Juru Kampanye Greenpeace
  • Annisa Rahmawati
  • Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!