BERITA

Full-day School, Pakar: Anak Butuh Bermain dan Bersosialisasi

""Yang tidak boleh kita lupakan juga adalah anak butuh bermain dan bersosialisasi.""

Aika Renata

Full-day School, Pakar:  Anak Butuh Bermain dan Bersosialisasi
Ilustrasi. Murid Sekolah Menengah Pertama. Foto: Antara


KBR, Jakarta- Pakar pendidikan yang juga Ketua Yayasan Cahaya Guru, Henny Supolo Sitepu angkat bicara soal wacana full-day school yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Kata Henny, perlu ada pertimbangan matang dalam menentukan kebijakan seperti itu tersebut apakah sesuai dengan kebutuhan anak atau tidak.

Oleh karena itu, menurut dia, perlu ada riset yang mendalam yang melibatkan orangtua/ wali murid sebelum pemerintah memutuskan menjalankan sistem full-day school

"Tidak ada satu lembaga atau institusi pendidikan manapun yang dapat mengubah satu kebijakan tanpa satu riset yang jelas. Mudah-mudahan itu satu lontaran pikiran saja kemudian akan dihitung baik buruknya,” ujar Henny kepada KBR, Senin (8/8/2016).

Henny menambahkan sebaiknya anak mendapatkan porsi yang seimbang antara pendidikan formal dan pendidikan keluarga.

“(perlu dikaji) seberapa jauh kepentingan anak diwakili disini. Yang tidak boleh kita lupakan juga, adalah anak butuh bermain dan bersosialisasi."

Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy mewacanakan bakal menerapkan sistem full-day school untuk pendidikan dasar tingkatan SD dan SMP baik negeri maupun swasta. Sistem ini, menurut Muhadjir, bertujuan membangun karakter anak lebih baik.

Usai menjadi pembicara dalam pengajian untuk keluarga besar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), di Malang, Minggu (7/8/2016), dia mengatakan sistem full day school dalam tahapan sosialisasi ke sekolah-sekolah, mulai di pusat hingga di daerah. Peraturan Menteri (Permen) kebijakan ini pun kini tengah disiapkan. (Mlk)

  • full day school
  • Mendikbud Muhadjir Effendy

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!