BERITA

Pemerintah Yakin Pilkada Serentak Akan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

" Penambahkan pertumbuhan akibat Pilkada serentak ditaksir bisa mencapai 0,2 hingga 0,3 persen. Sehingga diharapkan akhir tahun pemerintah bisa mencapai angka pertumbuhan ekonomi 5 persen. "

Aisyah Khairunnisa

Pemerintah Yakin Pilkada Serentak Akan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Menko Perekonomian Darmin Nasution bersama Menko Polhukam Luhut Panjaitan. (Foto: sumber www.setkab.go.id)

KBR, Jakarta – Menteri Koordinator Perkonomian Darmin Nasution optimistis angka pertumbuhan ekonomi akan membaik menjelang dan sesudah agenda nasional pemilihan kepala daerah serentak.

Darmin mengatakan pada kuartal satu hingga empat biasanya angka pertumbuhan memang tak jauh beda. Namun di kuartal tiga dan empat diharapkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai puncaknya. Apalagi di penghujung tahun ini akan digelar pilkada serentak di 260-an daerah.


“Nah, Pilkada itu bisa ada dampaknya,” kata Darmin di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (26/8/2015)


“Kita kan belum pernah tahu (dampak) pilkada serentak. Kalau pemilu kita itu bisa dampaknya 0,2 atau 0,15 persen. Pilkada serentak mestinya lebih besar karena dia lebih ini ke rakyat,” kata Darmin.


Penambahkan pertumbuhan akibat Pilkada serentak ditaksir bisa mencapai 0,2 hingga 0,3 persen. Sehingga diharapkan akhir tahun pemerintah bisa mencapai angka pertumbuhan ekonomi 5 persen.


Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyebut target pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 5,2 persen. Namun pada kuartal II tahun ini, pertumbuhan baru mencapai 4,67 persen.?


Darmin menyangkal bahwa pemerintah pasrah dengan angka pertumbuhan ekonomi yang masih jauh dari target tahun ini.


“Enak aja, kamu ngarang-ngarang masa pasrah,” kata Darmin sambil tertawa kecil.


Editor: Agus Luqman 

  • pilkada serentak
  • Darmin Nasution
  • pertumbuhan ekonomi
  • Joko Widodo
  • Jokowi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!