BERITA

Laboratorium KNKT Mulai Periksa Rekaman Pilot Trigana Air

Laboratorium KNKT Mulai Periksa Rekaman Pilot Trigana Air

KBR, Jakarta - Rekaman pembicaran kokpit pesawat (CVR) Trigana Air yang mengalami kecelakaan di Oksibil, Papua, mulai diproses di laboratorium Komite Nasional Keselamatan Transportasi KNKT.

Ketua Sub Komite Udara KNKT Masruri mengatakan tahapan pembacaan data dari CVR mulai dilakukan hari ini. Sementara untuk rekaman data penerbangan atau FDR (Flight Data Recorder) diharapkan Jumat (21/8) siang bisa sampai di Jakarta.


"Kotak hitam CVR sudah masuk ke KNKT dan sudah mulai diproses tadi siang. Kemudian, FDR-nya ditemukan tadi siang dan esok pagi akan dibawa ke Jakarta. Mungkin besok siang akan masuk ke KNKT untuk diproses selanjutnya," jelas Ketua Sub Komite Udara KNKT Masruri kepada KBR, Kamis (20/8).


Tim Basarnas dan KNKT menemukan rekaman data penerbangan (FDR) di lokasi jatuhnya pesawat Trigana Air di Okbape, Pegunungan Bintang, Papua. Penemuan FDR berselang dua hari setelah ditemukannya kotak rekaman kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR).


KNKT mengandalkan analisa dari FDR dan CVR untuk mengetahui sebab-sebab kecelakaan pesawat ATR 42 milik Trigana Air itu. Sedangkan puing-puing pesawat hanya dibutuhkan sebagai data pembanding. KNKT tidak membawa bukti puing-puing pesawat dari lokasi mengingat sulitnya medan.


"Kalau membawa puing pesawat sangat membahayakan keselamatan investigator. Kalau dua dokumen itu sudah mencukupi kenapa harus mengangkat. Kalau sudah clear banget semuanya ya mungkin tidak diperlukan karena pesawat itu untuk mendukung data-data yang ada di CVR dan FDR," jelas Masruri.


Setelah seluruh jenazah penumpang Trigana Air yang berjumlah 54 orang, serta dua bagian kotak hitam ditemukan, hari ini operasi pencarian dan evakuasi dihentikan.


Editor: Agus Luqman 

  • KNKT
  • Kecelakaan Pesawat Trigana Air
  • Oksibil Papua
  • FDR
  • CVR
  • rekaman kokpit pesawat
  • rekaman data penerbangan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!