KBR, Jakarta- Para pemilik usaha Warung Tegal (Warteg) mengaku tingginya harga daging sapi di pasaran tak berdampak pada usaha mereka.
Ketua Umum Koperasi Warung Tegal (Kowarteg) Sastoro beralasan, menu
makanan di Warteg tidak berbahan utama daging, melainkan tempe dan ikan
laut.
"Sebenarnya
kalau Warteg sih dengan kenaikan harga daging dengan dibandingkan
kenaikan harga tempe masih bisa diatasi, masalah daging. Daging ini
konsumen di Warteg itu tidak seperti tempe. Karena Warteg itu sajian
menu daging itu boleh dikata hanya 20-30 persen yah," kata Sastoro.
Sejak
Sabtu pekan lalu hingga Rabu (12/8/2015) pedagang daging sapi di sejumlah
daerah, seperti Jakarta, Bandung dan kota-kota lainnya sepakat mogok
jualan. Tidak tertutup kemungkinan, aksi tersebut akan diperpanjang.
Alasannya, menurut Asosiasi pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia
(APDASI) adalah bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang
membatasi kuota impor daging. Akibatnya, pasokan dagingpun menurun.
Para pedagang mengklaim merugi sebab minimnya pasokan daging, sehingga harga naik yang berakibat pada menurunnya jumlah pembeli daging sapi.
Editor: Citra Dyah Prastuti