KBR, Jakarta - Badan SAR Nasional (Basarnas) menambah 10 personel untuk mencari rekaman data penerbangan, atau Flight Data Recorder (FDR) milik pesawat Trigana Air yang jatuh di Bukit Oksok, Papua.
FDR merupakan satu bagian dari black box (kotak hitam) pesawat, selain rekaman percakapan di kokpit pesawat atau Voice Cockpit Recorder (VCR).
Deputi Operasi Basarnas Heronimus Guru menjelaskan hingga hari keempat proses pencarian dan evakuasi, bagian kotak hitam FDR itu hingga kini belum ditemukan. Sementara, rekaman percakapan kokpit VCR telah ditemukan dan diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Lokasi jatuhnya pesawat Trigana Air merupakan hutan belantara yang selama ini disebut-sebut belum pernah dijamah manusia.
"Sekitar pukul 13:30 WIT Kepala Basarnas menyerahkan blackbox (CVR) kepada KNKT di Oksibil, sembari menunggu proses evakuasi. Namun kami masih membutuhkan waktu untuk menemukan FDR. Jadi blackbox yang kami temukan itu tidak utuh, masih ada satu bagian lagi. Untuk menemukan benda itu, kami telah menambah pasukan BSG (Basarnas Special Group) yang kemarin diturunkan untuk melanjutkan pencarian FDR," kata Heronimus saat jumpa pers di kantornya.
Sebelumnya, pesawat Trigana Air bernomor penerbangan IL-257 rute Jayapura-Oksibil hilang kontak setelah sekitar setengah jam lepas landas dari Bandara Sentani, Papua. Pesawat jenis ATR 42 seri 300 itu membawa 54 penumpang termasuk lima kru pesawat.
Keesokan harinya, Basarnas menemukan serpihan pesawat tidak jauh dari titik hilangnya pesawat, yakni lereng Bukit Oksok, atau sekitar 7-8 mil (11 kilometer) dari Bandara Oksibil. Seluruh penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut.
Editor: Agus Luqman