BERITA

BPBD Papua: Delapan Korban Longsor Hanya Akan Ditabur Bunga

"Kepala BPBD Papua, Didi Agus sebut kondisi medan sulit jadi kendala upaya pencarian korban delapan orang korban longsor di Kabupaten Yalimo, Papua, dihentikan."

Zay Nova

Ilustrasi tanah longsor. Foto: Antara
Ilustrasi tanah longsor. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Pencarian delapan orang korban longsor di Kabupaten Yalimo, Papua, dihentikan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua, Didi Agus beralasan, kondisi medan yang sulit menjadi kendala upaya pencarian korban tersebut. Selain itu kata dia, korban sudah tak bisa ditemukan karena bercampur dengan lumpur yang luas hingga 500 meter.

Untuk itu, pihaknya bersama tokoh agama setempat hanya akan menabur bunga dan melakukan doa bersama di lokasi longsor.

"Yang delapan itu belum ketemu semuanya. Karena kebetulan jalannya di pinggir sungai kali Lek itu, longsoran dari atas nimbun akhirnya muncullah genangan air dan lumpur cukup luas sampai 500 meter. sementara pencarian, tadinya menggunakan alat berat, menjadi terhenti karena mesin untuk alat berat itu tidak bisa sampai ke lokasi. ini yang sedang kita usahakan, tadi baru kita himpun. Nanti kita dorong dari Jayapura terbang langsung ke Elelim dan itu baru hari Senin bisa masuk. Delapan orang itu, karena sudah tergenang lumpur, para pimpinan agama berencana tinggal menabur bunga saja," kata Didi Agus, Sabtu (29/08).

Didi Agus mengimbau warga yang tinggal di pegunungan dan Honai di lahan-lahan pertanian yang terdiri dari sembilan kabupaten termasuk Jayapura mewaspadai kondisi tanah pegunungan yang tingkat kemiringannya sangat curam. Sebab, mulai September hingga Januari diprediksi hujan akan mulai turun merata.


Sebelumnya, longsor terjadi di Sungai Lek, Kampung Apahapsili, Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua, Minggu (23/8) lalu. Longsor terjadi akibat hujan dengan intensitas sedang.


Editor: Sindu D

  • longsor papua
  • Didi Agus
  • longsor Sungai Lek

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!