BERITA

APPSI : Pola Naiknya Harga Ayam Sama Dengan Daging Sapi

"Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh indonesia (APPSI) nilai, naiknya harga daging ayam di pasaran saat ini disebabkan tingginya harga jual yang dibanderol oleh para pemasok daging ayam. "

Murjiyanto

Peternak Ayam. Foto: Antara
Peternak Ayam. Foto: Antara

KBR,Jakarta- Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh indonesia (APPSI) menilai, naiknya harga daging ayam di pasaran saat ini disebabkan tingginya harga jual yang dibanderol oleh para pemasok daging ayam.

Sekjen APPSI Ngadiran mengatakan,  hal tersebut menyebabkan para pedagang harus menjual dengan harga yang lebih tinggi untuk menghindari kerugian. Ia menduga, pola kenaikan harga daging ayam sama dengan naiknya harga daging sapi. Yaitu dengan cara menahan stok persediaan, agar harga bisa dipatok lebih tinggi.

"Kan gini, kawan-kawan pedagang ini intinya kan dikirim dari yang punya ternak, yang punya barang atau peternak yang dikirim ke pemotongan ternak. Kalau di pengiriman itu harga sudah tinggi, sudah mahal, kan tidak mungkin dia jual ke pedagang yang dipasar itu tidak naik. Artinya, mirip dengan kasusnya sapi. Sapikan dikirim ke pemotongan ini kan dengan harga yang tidak wajar. Nah setelah saya beberapa kali ngomong, siapa ini yang ngasih izin impor. Ya kalo yang ngasih izin impor sapi, posisinya tahu, dicek apa alasanya. Sapinya ada kenapa enggak dijual standar?" katanya, Sabtu (15/8).

Ngadiran meminta, pemerintah segera mengatasi tingginya harga ayam, sebab para pedagang berencana melakukan mogok berjualan dikarenakan khawatir daging ayam yang dibeli tidak laku karena terlalu mahal. Saat ini di beberapa daerah, seperti Cimahi, Jawa Barat, dan Tangerang Selatan,  harga daging ayam dibanderol Rp38-40 ribu per kilogramnya.


Editor: Sindu Dharmawan

  • harga ayam
  • appsi
  • ngadiran
  • daging ayam

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!