NASIONAL

Kisah Seputar Proklamasi, Dari Mesin Ketik Pinjaman Sampai Nasib Bendera Merah Putih (III)

Kisah Seputar Proklamasi, Dari Mesin Ketik Pinjaman Sampai Nasib Bendera Merah Putih (III)
proklamasi kemerdekaan, soekarno, hatta

KBR, Jakarta – Setelah naskah proklamasi dibuat dan ditandatangani Soekarno-Hatta Muncul perdebatan, Proklamasi akan dibacakan dimana? Para pemuda mengusulkan dibacakan di Lapangan Ikada, di sekitar Monas sekarang. Mereka meminta warga berkumpul di Ikada.


Sementara menurut Soekarno, jika dilaksanakan di Ikada bisa memicu konflik dengan pasukan Jepang. Untuk menghindari terjadinya bentrok, Soekarno usul pembacaan proklamasi dilakukan di halaman rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur no.56, Jakarta. 


Namun lucunya, kata redaktur majalah Historia Hendri Isnaeni, para pemuda sudah terlanjur memberitahukan bahwa proklamasi akan dilakukan di lapangan Ikada, jadi banyak orang yang ke sana. BM Diah juga datang ke sana, Akhirnya dia tak menghadiri Proklamasi.


“Acaranya cukup sederhana berupa pidato dari Soekarno, pembacaan proklamasi dan penaikkan bendara. Acara dihadiri seratusan orang. Proklamasi berjalan aman karena dijaga oleh tentara PETA,” 


Tentara Jepang juga tak mengganggu, mereka masih shok dan tak bersemangat lagi akibat kekalahan dari pasukan Sekutu. 


Hendri bercerita, malam sebelum proklamasi, Soekarno sangat gelisah. Ketika itu Soekarno sebetulnya sedang sakit malaria. Fatmawati melihat suaminya sangat gelisah saat mempersiapkan pidato.


“Soekarno berkali-kali membuat pidato dan beberapa kali pula salah. Tapi tak ada ketakutan bakal ditangkap Jepang. Dia dan Hatta sudah punya komitmen, keputusan sudah diambil,” ungkap Hendri. 


Mikrofon Pinjaman 


Kalau Anda melihat foto pembacaan naskah proklamasi, terlihat Soerkarno membacakannya dengan bantuan mikrofon agar suaranya terdengar jelas. Soekarno mengklaim mike itu curian. Ada juga yang menyebut barang itu curian dari tentara Jepang. 


Namun cerita yang sebenarnya diungkapkan Sudiro. Dia kelak akan menjadi gubernur Jakarta dari 1953 sampai 1960. Dialah yang memberikan perintah pada Wilopo dan Nyono Prawoto untruk meminjam mikrofon ke Gunawan, pemilik toko radio Satria di daerah Salemba Tengah. 


Pak Gunawan tidak hadir di acara proklamasi, dia mengutus kerabatnya Sunarto untuk memasang mikrofon. Alat ini bahkan sempat hijrah ke Solo oleh pemiliknya saat Belanda masuk kembali ke Indonesia. 


“Sayangnya, mikrofon bersejarah itu hilang bagai ditelan Bumi dan sampai sekarang tidak ditemukan. Pada tahun 60-an alat ini diminta oleh Sekretariat Negara, karena ini bagian dari sejarah. Setelah itu mikrofon itu tak diketahui keberadaannya,” papar Hendri. 


Dia mengaku tidak tahu apakah saat Soekarno membacakan teks proklamasi ada yang merekam. Hendri menduga suara Soekarno  yang sekarang beredar  mungkin direkam saat upacara peringkatan kemerdekaan di tahun-tahun berikutnya.


Baca cerita selanjutnya: Kisah Seputar Proklamasi, Dari Mesin Ketik Pinjaman Sampai Nasib Bendera Merah Putih (IV)


Baca cerita sebelumnya: Kisah Seputar Proklamasi, Dari Mesin Ketik Pinjaman Sampai Nasib Bendera Merah Putih (II) 



  • proklamasi kemerdekaan
  • soekarno
  • hatta

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!