NASIONAL

FSGI: Biaya Fotokopi Buku Kurikulum 2013 Mahal

"KBR, Jakarta - Sejumlah Sekolah Dasar (SD) di DKI Jakarta hingga kini belum menerima buku Kurikulum 2013. Padahal tahun ajaran 2014/2015 sudah berjalan sejak 6 Agustus lalu."

Quinawaty Pasaribu

FSGI: Biaya Fotokopi Buku Kurikulum 2013 Mahal
FSGI, Kurikulum 2013, Retno Listyarti, buku

KBR, Jakarta - Sejumlah Sekolah Dasar (SD) di DKI Jakarta hingga kini belum menerima buku Kurikulum 2013. Padahal tahun ajaran 2014/2015 sudah berjalan sejak 6 Agustus lalu. Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti mengatakan, akibat belum sampainya buku Kurikulum 2013, maka sekolah terpaksa memfotokopi buku tersebut sesuai arahan Kementerian Pendidikan.


Namun kata dia, dengan memfotokopi pengeluaran sekolah jadi lebih banyak. Sehingga, sekolah menyiasatinya dengan hanya memfotokopi beberapa bab dari keseluruhan bab pelajaran. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi membengkaknya anggaran sekolah.

"Biaya cetak dan biaya fotokopi lebih mahal fotokopi. Cetak buku Kurikulum 2013 rata-rata Rp10 ribu, yang paling mahal Pendidikan Seni dan Budaya mencapai Rp18 ribu. Nah kalau dicetak ratusan halaman itu lebih murah. Tapi kalau difotokopi lebih mahal," katanya kepada KBR (10/08).

Sebelumnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengakui distribusi buku Kurikulum 2013 baru 70 persen. Ini terjadi karena keterlambatan pengiriman dari percetakan.

Sebagai solusi, Kementerian mengantisipasi dengan cara mengirimkan data mentah ke sekolah dan mengunggah ke dalam situs rumah belajar. Dari situ, tiap-tiap sekolah bisa langsung memfotokopinya. Namun begitu, Kementerian pun tidak bisa memastikan kapan buku Kurikulum 2013 bisa sampai ke sekolah-sekolah.



Editor: Quinawaty Pasaribu

  • FSGI
  • Kurikulum 2013
  • Retno Listyarti
  • buku

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!