NASIONAL

Makin Banyak Pemudik Memilih Tinggal di Hotel

"KBR68H,Jakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI mencatat hunian hotel di daerah meningkat selama musim lebaran. Sebaliknya, di Jakarta tingkat hunian hotel turun drastis. Sebanyak 75 persen jumlah kamar hotel di Jakarta kosong."

Gungun Gunawan

Makin Banyak Pemudik Memilih Tinggal di Hotel
Mudik, Lebaran, PHRI, hotel

KBR68H,Jakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI mencatat hunian hotel di daerah meningkat selama musim lebaran. Sebaliknya, di Jakarta tingkat hunian hotel turun drastis.

Sebanyak 75 persen jumlah kamar hotel di Jakarta kosong.

Wakil Sekjen PHRI Carla Parengkuan mengatakan, rendahnya tingkat hunian di Jakarta disebabkan selama mudik lebaran banyak pekerja di Jakarta yang berlibur ke luar daerah atau luar negeri.

Sedangkan tingginya tingkat hunian hotel di daerah disebabkan banyak pemudik memilih tiggal di hotel daripada di rumah kerabat.

"Kalau di Bali itu tingkat hunian bisa sampai 80 persen. Orang-orang yang tidak ke luar negeri itu pada ke Bali, Yogya dan Medan," kata Carla Parengkuan kepada KBR68H.

"Memang harus diakui situasi sudah berubah. Kalau dulu, warga daerah pulang kampung mereka tinggal di rumah orang tua atau sanak saudara. Sekarang kecenderungannya mereka menginap di hotel. Itu karena mereka tidak mau ribet, apalagi kalau pulang kampung dengan anak istri. Jadi hotel-hotel di luar Jakarta tingkat huniannya lebih baik," kata Carla Prengkuan.

Wakil Sekjen Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia Carla Parengkuan memperkirakan tingakat hunian hotel di Jakarta akan kembali normal minggu depan.

Data PHRI selama musim libur lebaran tingkat hunian kamar hotel di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi meningkat 50 persen. Sementara di wilayah Pulau Jawa 60 persen dan di Wilayah Bali mencapai 80 persen.

Editor: Agus Luqman

  • Mudik
  • Lebaran
  • PHRI
  • hotel

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!