NASIONAL

Puncak Haji 2022: 133 Jemaah Haji Indonesia Safari Wukuf, 54 Jamaah Dibadalkan

"Jemaah haji Indonesia yang wafat bertambah 3 orang, sehingga jemaah wafat yang dibadal hajikan menjadi 27 orang. "

jemaah haji
Jemaah haji berkumpul di Jabal al-Rahmah di padang Arafah, Arab Saudi, Jumat (8/7/2022). (Foto: ANTARA/Reuters/Mohammed Salem)

KBR, Semarang - Rangkaian ibadah haji tahun 2022 mencapai puncaknya pada Jumat (8/7/2022), bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah 1443 Hijriyah.

Kementerian Agama mencatat calon haji dari seluruh penjuru dunia terkonsentrasi di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi, termasuk rombongan haji asal Indonesia.

Plh. Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi (HDI) Kemenag, Wawan Djunaedi mengatakan pemerintah akan melakukan safari wukuf serta badal haji bagi jemaah yang sakit dan wafat.

"Jemaah yang disafari wukufkan dengan posisi duduk sebanyak 103 orang. Jemaah yang disafari wukufkan dengan posisi berbaring sebanyak 27 orang, dan jemaah yang disafari wukufkan dengan menggunakan ambulans sebanyak 3 orang. Dengan demikian, jemaah yang disafari wukufkan sebanyak 133 orang," kata Wawan dalam jumpa pers 'Penyelenggaraan Ibadah Haji 1443 H' secara daring, Jumat (8/7/2022).

Baca juga:


Wawan Djunaedi juga menyampaikan hari ini jemaah haji Indonesia yang wafat bertambah 3 orang, sehingga jemaah wafat yang dibadal hajikan menjadi 27 orang. 

Adapun 27 orang lainnya yang sakit dan tidak dapat disafari wukufkan juga dibadalkan, sehingga total jemaah yang dibadalkan (diwakilkan oleh petugas) seluruhnya berjumlah 54 orang.

Wawan menambahkan saat ini suhu harian di Padang Arafah dan sekitarnya mencapai 48 derajat Celcius.

Wawan mengimbau jemaah senantiasa dihimbau untuk banyak minum air putih dan tidak menunggu haus terlebih dahulu.

Editor: Agus Luqman

  • Haji 2022
  • Kemenag
  • ibadah haji
  • jemaah haji indonesia

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!