NASIONAL

Kesopanan Netizen Indonesia Sangat Buruk

Netizen Indonesia

KBR, Jakarta - Anggota Komisi Bidang Kominfo DPR, Nurul Arifin mendorong masyarakat menyampaikan pendapat secara beretika khususnya di media sosial. Buruknya etika bermedia sosial di Indonesia, katanya, disebabkan oleh sekelompok masyarakat yang menyampaikan pendapat secara serampangan dan tidak membangun.

"Seringkali media sosial itu menjadi arena untuk menumpahkan kekesalan atau pun memberikan kritik kadang kala kritiknya destruktif atau tidak membangun. Dan anda tidak sadar bahwa yang diadukan dapat melaporkan ke polisi dengan delik aduan pencemaran nama baik dan sebagainya. Dan bisa berakibat juga kita mendapatkan hukuman pidana," ujar Nurul Arifin dalam webinar bertajuk "Masyarakat Digital yang Berbudaya Indonesia" secara daring, Rabu (13/7/2022).

Anggota Fraksi Partai Golkar ini menambahkan, perilaku yang tidak memperhatikan etika dan sopan santun di media sosial merupakan masalah moral Saat ini, ujarnya lagi, masyarakat menghadapi degradasi moral karena pengaruh dunia global.

"Terjadi akulturasi budaya yang tanpa kita sadari, kita tidak menyaring budaya-budaya tersebut dan akhirnya itu menjadi mainstream," tudingnya.

Baca juga:

- KontraS: Segera Revisi UU ITE

- Pengkritik Jokowi Ditangkap, ICJR: Segera Revisi UU ITE!

Sebelumnya, dalam Survei Digital Civility Index atau DCI yang dilakukan Microsoft pada 2020, netizen Indonesia disebut sebagai pengguna media sosial paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Kesopanan netizen Indonesia menempati posisi 29 dari 32 negara.

Maraknya hoaks, penipuan, hingga ujaran kebencian atau hate speech menjadi faktor yang mempengaruhi jebloknya ranking bermedia sosial netizen Indonesia itu.

Editor: Fadli Gaper

  • Media Sosial
  • MCI
  • Nurul Arifin
  • Netizen

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!