NASIONAL

Kawasan Terpadu Nusantara Jurus BNPT Tangkal Terorisme

"Pendirian Kawasan Terpadu Nusantara ini bentuk pendekatan lunak kepada eks-narapidana terorisme."

Muthia Kusuma

Kawasan Terpadu Nusantara Jurus BNPT Tangkal Terorisme
Iustrasi: Kepala BNPT Boy Rafli Amar (dua dari kanan) dan Bupati Ipuk Fiestiandani (berhijab) meresmikan Warung NKRI di Banyuwangi, (20/1). Foto: Hermawan/KBR

KBR, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendirikan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Pendirian Kawasan Terpadu Nusantara ini bentuk pendekatan lunak kepada eks-narapidana terorisme, dengan mengedepankan aspek kesejahteraan untuk mengembangkan produktivitas ekonomi.

Kepala BNPT Boy Rafli berharap, pemanfaatan KTN seluas 10 hektare tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan mitra deradikalisme dan bisa berbaur dengan masyarakat.

"Ini adalah kegiatan berbasis peningkatan kesejahteraan yang mana teman-teman penyintas, kita tidak ingin mereka kembali kepada komunitas lama, tapi dengan adanya ruang kegiatan positif yang menuju kemandirian ekonomi. Oleh karena itu kita berikan fasilitas," kata Boy Rafli di Jawa Barat, Sabtu, (3/7/2022).

Baca juga:

Kepala BNPT Boy Rafli menyebut, Garut merupakan satu dari lima wilayah provinsi yang masuk lokus (tempat) sinergitas penanggulangan terorisme.

Program yang melibatkan banyak pihak ini implementasi dari konsep pentahelix (multipihak) dalam menangkal paham radikalisme terorisme.

Selain di Garut Jawa Barat, pemerintah juga mendirikan Kawasan Terpadu Nusantara di provinsi lain, seperti di Turen Jawa Timur dan Sumbawa NTB. Salah satu budidaya yang dikembangkan di KTN yaitu lebah madu, jagung hingga objek pariwisata.

Editor: Sindu

  • Kawasan Terpadu Nusantara
  • KTN
  • BNPT
  • Terorisme
  • Radikalisme

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!