NASIONAL

BPJS Kesehatan Uji Coba Kelas Rawat Inap Standar

""Intinya adalah bahwa bagaimana persiapan konsep (Kelas Rawat Inap Standar) secara matang""

Wahyu Setiawan

Ilustrasi: Kelas Rawat Inap Standar, loket BPJS Kesehatan Jakarta Pusat, Jakarta, Jumat (17/6/20).(A
Ilustrasi: Kelas Rawat Inap Standar, loket BPJS Kesehatan Jakarta Pusat, Jakarta, Jumat (17/6/20).(Antara/Akbar Nugroho Gumay)

KBR, Jakarta-  BPJS Kesehatan   melakukan uji coba penerapan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Direktur BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, uji coba dilakukan di sejumlah rumah sakit.

Kata dia, uji coba dilakukan untuk melihat kesiapan rumah sakit dan dampak finansial dari penerapan kelas rawat inap standar.

"Intinya adalah bahwa bagaimana persiapan konsep (Kelas Rawat Inap Standar) secara matang untuk betul-betul ada. Sehingga kalau ditanya kelas 1 nanti ke mana? Nah itu bisa jawab. Kemudian kalau iuran jadi tunggal, itu berapa? Jangan sampai seperti sekarang masih pada bingung kalau ditanya, kami sendiri juga bingung. Itu mau Rp70 ribu, Rp75 ribu, Rp50 ribu kayak gitu. Nah jangan sampai itu membebani Kementerian Keuangan," kata dia dalam rapat di DPR, Senin (4/7/2022).

Direktur BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyebut, uji coba kelas rawat inap standar dilakukan di lima rumah sakit. Yaitu Kariadi Semarang, Tadjudding Chalid Makassar, RSUP Johannes Leimena Ambon, RSUP Surakarta, dan RSUP Rivai Abdullah Palembang. 

Baca juga:

Kemenkes Siapkan Peta Jalan Kelas Rawat Inap Standar

Dugaan Kebocoran Data Penduduk, Polri Panggil Pejabat BPJS Kesehatan

Sebelumnya Kementerian Kesehatan telah membangun peta jalan kesiapan infrastruktur kesehatan terkait implementasi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). KRIS ini secara bertahap menggantikan sistem klasifikasi kelas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang berlaku sebelumnya. 

 

Editor: Rony Sitanggang

  • Kelas Rawat Inap Standar
  • Menkes Budi Gunadi
  • BPJS Kesehatan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!