NASIONAL

Ancaman Resesi? KSP: Kondisi Ekonomi RI Masih Cukup Baik

"Kantor Staf Presiden (KSP) mengklaim kondisi ekonomi Indonesia masih cukup baik. Walaupun sejumlah pihak mengkhawatirkan Indonesia masuk dalam daftar negara yang terancam resesi."

Dwi Reinjani

resesi
Pekerja beraktivitas di Terminal Peti Kemas Internasional Belawan, Kota Medan, Sumatra Utara, Jumat (15/7/2022). (Foto: ANTARA/Fransisco Carolio)

KBR, Jakarta - Kantor Staf Presiden (KSP) mengklaim kondisi ekonomi Indonesia masih cukup baik. Walaupun sejumlah pihak mengkhawatirkan Indonesia masuk dalam daftar negara yang terancam resesi.

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan Indonesia masih dalam keadaan cukup baik di tengah krisis global.

"Kondisi lingkungan global memang tidak sedang baik, dan kondisi ekonomi nasional kita relatif cukup baik. Karena pertumbuhan kita cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain. Berikutnya inflasi kita juga relatif masih sangat baik. Jadi kalau sekarang ada penilaian seperti itu, memang masyarakat melihat ada beberapa komoditas yang sedikit naik tapi pemerintah sudah bekerja untuk menurunkan itu semuanya," ujar Moeldoko, di Kantor KSP, Jakarta Senin (25/7/2022).

Sebelumnya, beberapa komoditas seperti gandum, kedelai dan minyak mengalami lonjakan harga yang signifikan dalam waktu lama. Kenaikan harga pangan dan bahan bakar menjadi salah satu faktor penanda masuknya suatu negara pada krisis ekonomi.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 24 Juli 2022 merilis hasil survei terkait persepsi publik terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Hasilnya, mayoritas responden menilai kondisi ekonomi Indonesia buruk.

Direktur Eksekutif LSI Jayadi Hanan menyebut sebanyak 25,4 persen menilai kondisi ekonomi Indonesia baik atau sangat baik. Sebanyak 35,1 persen menilai kondisi ekonomi Indonesia sedang. Sebanyak 35,1 persen menilai buruk atau sangat buruk, dan 4,4 persen menjawab tidak tahu.

"Persepsi publik tidak banyak berubah, masih stagnan," kata Jayadi Hanan dalam jumpa pers daring, Minggu (24/7/2022).

Sementara itu, lembaga riset ekonomi Bloomberg belum lama ini menempatkan Indonesia di daftar 15 negara yang yang terancam resesi. Indonesia berada di peringkat 14 dari 15 negara, dengan probabilitas 3 persen. Peringkat satu ditempati Sri Lanka dengan probabilitas 85 persen.

Baca juga:

Pajak dan Ekspor

Staf Ahli Menteri Keuangan Yon Arsal menilai Indonesia masih mampu mempertahankan kestabilan ekonomi, dengan adanya pertumbuhan pendapatan di beberapa bidang seperti perpajakan dan ekspor.

"Meskipun dalam konteks ini kita melihat pertumbuhan, tantangan, masih ada inflasi. Tentu kita lihat, walaupun masih terjaga, tetapi perlu kita waspadai risiko global. Masih mungkin terjadi. Kemudian kita lihat juga bagaimana transmisi ke ekonomi domestik. Namun demikian kita lihat juga masih ada peluang-peluang. Nah peluangnya salah satunya tentu kita masih melihat pemulihan ekonomi yang cukup signifikan berlanjut dari 2021 ke 2022," ujar Yon, dalam diskusi daring, Senin (25/7/2022).

Yon Arsal mengatakan ekonomi Indonesia masih tumbuh 5 persen pada kuartal ini. Bahkan APBN pada semester I masih surplus sebesar 73 triliun atau 0,39 persen terhadap PDB.

Kendati begitu, pemerintah tetap mewaspadai gejolak inflasi di mana pada Juni tahun ini, inflasi berada pada angka 4,35 persen, melonjak dari bulan sebelumnya yakni 3,55 persen.

Resesi terjadi ketika suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

  • resesi
  • pertumbuhan ekonomi
  • inflasi
  • krisis global
  • KSP

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!