BERITA

PERSI: 1.031 Nakes Gugur Akibat COVID-19

"“Mereka kadang-kadang begitu positif, istirahat mungkin belum sampai dua minggu, begitu negatif mereka sudah diminta untuk masuk kembali karena tidak ada tenaga yang cukup untuk melayani.""

Yovinka Ayu

PERSI: 1.031 Nakes Gugur Akibat COVID-19
Petugas kesehatan membawa pasien ke IGD RSHS Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/6/2021). (Foto: ANTARA/Novrian Arbi)

KBR, Jakarta - Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mencatat, hingga 28 Juni 2021 sebanyak 1.031 tenaga kesehatan meninggal akibat terinfeksi Covid-19.

Sekjen PERSI Lia Gardenia Partakusuma mengatakan, jumlah itu berdasarkan data yang dihimpun oleh PERSI bersama sejumlah organisasi lainnya, antara lain Asosiasi Puskesmas se-Indonesia (Apkesmi), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Berdasarkan data PERSI, tenaga kesehatan yang meninggal terdiri dari 405 dokter, 328 perawat, 160 bidan, 43 dokter gigi, dan 95 tenaga kesehatan lainnya.

“1.031 pejuang-pejuang kita telah gugur, dan kita telah melayangkan juga minta perhatian khusus kepada Pak Presiden, agar ini adalah darurat dan kritis. Bagaimana situasi ini darurat dan kritis yang mungkin tidak bisa disamakan dengan situasi normal lainnya,” ujar Lia dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (5/7/2021).

Lia juga menyampaikan, jumlah tenaga kesehatan yang aktif saat ini berkurang lantaran banyaknya tenaga kesehatan yang kelelahan ataupun terpapar Covid-19.

Selain itu, penambahan jumlah tempat tidur juga berimbas pada bertambahnya jam kerja tenaga kesehatan yang berpengaruh pada imunitas mereka.

“Kami tidak bisa mengusahakan agar mengurangi kepadatan kerja mereka sehingga banyak sekali mereka yang mengalami penurunan imunitas, mungkin ya, sehingga vaksinasinya juga sudah ada tetapi tetap bisa tertular,” tuturnya.

Meski sudah tertular, kata Lia, para tenaga kesehatan pun tak memiliki banyak waktu untuk memulihkan kesehatan mereka usai dinyatakan sembuh dari Covid-19.

“Mereka kadang-kadang begitu positif, istirahat mungkin belum sampai dua minggu, begitu negatif mereka sudah diminta untuk masuk kembali karena tidak ada tenaga yang cukup untuk melayani sekian banyak pasien,” ungkapnya.

Untuk itu, PERSI meminta pemerintah pusat agar menyelamatkan tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan, serta memberikan mereka dukungan psikologis dan pemberian insentif yang memadai dan tepat waktu.

Editor: Agus Luqman

  • pandemi
  • Covid-19
  • PERSI
  • tenaga kesehatan
  • IDI
  • PPNI
  • PDGI
  • Apkesmi
  • vaksinasi
  • PPKM Darurat
  • ppkm mikro

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!