BERITA

Masyarakat Diminta Tak Pilih-Pilih Vaksin Covid-19

"Cakupan vaksinasi di Indonesia masih rendah, belum lebih dari 10 persen."

Masyarakat Diminta Tak Pilih-Pilih Vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksinasi Covid-19.

KBR, Jakarta- Masyarakat diminta tidak pilih-pilih soal vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah. Hal ini disampaikan epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman.

Menurutnya, semua jenis vaksin Covid-19 memiliki fungsi yang sama, yaitu memberikan proteksi atau perlindungan dari virus korona. Karena itu, Dicky mendorong masyarakat tak melewatkan kesempatan untuk divaksin Covid-19.

"Kalau tidak bisa memberikan proteksi itu WHO enggak akan mengeluarkan izin daruratnya. Karena mereka sudah memenuhi standar internasional minimal untuk memberikan proteksi terhadap terjadinya infeksi Covid-19. Jadi kalau ada harus diambil," tutur Dicky kepada KBR, Minggu (4/7/2021).

Selain itu, kata Dicky, cakupan vaksinasi di Indonesia masih rendah, belum lebih dari 10 persen. Masih jauh dari target herd immunity atau kekebalan kelompok, yakni minimal 70 persen dari jumlah populasi penduduk yang divaksin.

"Bahkan yang harus kita capai setidaknya mulai relatif aman itu 50 persen, nah ini masih jauh. Sehingga kemungkinan dia menularkan pada orang banyak ya banyak sekali, apalagi angka reproduksinya besar sampai delapan. Nah, oleh karena itu, yang harus terus dilakukan baik yang sudah divaksinasi maupun yang belum itu tetap menerapkan 5M," imbuhnya.

5M yang dimaksud Dicky adalah, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Dicky menjelaskan, saat ini stok vaksin Covid-19 di dunia terbatas. Bahkan, di negara-negara miskin seperti Afrika, sebagian Asia, dan Amerika Latin banyak yang belum divaksinasi, sehingga banyak penularan dan kesakitan di rumah sakit.

Kata dia, selama jumlah orang yang divaksin di Indonesia belum memadai dan belum mencapai herd immunity, maka angka kesakitan akan terus tinggi.

Per 4 Juli kemarin, total jumlah penduduk Indonesia yang telah divaksin tahap pertama mencapai 32.063.745. Sedangkan yang telah menjalani vaksin pertama dan kedua sebanyak 13.979.564.

Editor: Sindu

  • Vaksinasi Covid-19
  • Covid-19
  • pandemi covid-19
  • Satgas Covid-19
  • Kemenkes
  • sinovac
  • Vaksin Moderna
  • Astrazeneca

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!